Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengajak masyarakat untuk membantu komunitas di lingkungannya seperti tetangga rumah termasuk para disabilitas di masa pandemi COVID-19 dalam hal ekonomi maupun dukungan pada penyakit tersebut.

Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur Pinky Saptandari dalam sambungan video pada konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Minggu, mengajak masyarakat untuk saling membantu di lingkungan masyarakatnya kepada yang paling membutuhkan untuk menjaga keberlangsungan ekonomi dan hidup warga yang terdampak COVID-19.

Menurut Pinky, orang-orang dengan disabilitas fisik maupun mental juga terdampak atau bahkan merasakan efek yang lebih buruk dari orang kebanyakan.
orang-orang dengan disabilitas fisik maupun mental juga terdampak atau bahkan merasakan efek yang lebih buruk dari orang kebanyakan.

"Dampak COVID-19 kita semua susah betul, tapi ada yang lebih susah daripada kita teman-teman disabilitas. Contohnya tuna netra yang pekerjaannya hanya memijat selama dua bulan ini tidak memijat lagi," kata Pinky.

Baca juga: Warga Kota Kediri membuat masker ramah bagi difabel

Direktur Eksekutif Yayasan Plan Internasional Indonesia Dini Widiastuti mengatakan setidaknya ada 34 juta penduduk dengan disabilitas yang terdampak terhadap kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pencegahan penyebaran virus COVID-19.

Dini yang kerap melakukan pendampingan para disabilitas di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur menjelaskan bahkan informasi mengenai pencegahan COVID-19 pun masih belum secara benar didapatkan oleh masyarakat yang memiliki keterbatasan pada layanan informasi.

Dia juga menyoroti kesulitan para anak-anak dengan disabilitas untuk mendapatkan pembelajaran dalam masa pandemi.

"Untuk anak-anak sekolah reguler dengan daring begini saja merasa kesulitan, apalagi disabilitas. Ini harus diperhatikan oleh pemerintah agar anak-anak dengan disabilitas juga tidak tertinggal," kata Dini.

Baca juga: Komunitas GAUN: Anak difabel positif COVID-19 butuh pendampingan

Selain bermasalah pada kondisi keuangan, Pinky juga mengunkapkan bahwa penduduk dengan disabilitas juga kerap mengalami masalah dalam memenuhi kewajiban seperti tagihan listrik dan juga cicilan bank atau koperasi. Menurut Pinky, warga dengan disabilitas juga membutuhkan bantuan dalam pengelolaan keuangan untuk mengatur kewajiban yang harus dibayarkannya dalam masa pandemi.

Pinky berharap masyarakat yang lebih mampu dapat membantu sesama mulai dari tetangganya sendiri dengan berbagi dan membeli apabila ada warga yang menjual produk.

"Ada yang jual bumbu pecel, walaupun kita tidak butuh tetap beli saja untuk membantu. Kita harus tahan diri untuk tidak beli baju, foya-foya, uang ini kita sisihkan untuk membantu sesama," kata Pinky.

Baca juga: Psikolog dorong perbaikan terkait penolakan difabel positif COVID-19

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020