Wakil Direktur RSAS, dr.Medi Sarita mengungkapkan, pasien berinisial EH, berusia 25 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki itu, diperkirakan melarikan diri pada senin dini hari tadi (3/7) sekitar pukul 03.00 WITA.
"Kami baru mengetahuinya pada pagi hari tadi," ungkap Medi dalam keterangan pers dengan sejumlah media cetak dan elektronik, Senin siang.
Sebelumnya, lanjut Medi, EH sempat meminta dan mendesak pada perawat rumah sakit, bahwa dirinya ingin pulang ke rumahnya di kabupaten Pohuwato, namun permintaan itu tidak dikabulkan.
Terkait dengan hal itu, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan Pohuwato, agar segera melacak keberadaan EH, dan segera mengantarnya kembali ke RSAS untuk dikarantina.
Dia mengatakan, meski status EH masih terduga (suspect), tindakannya yang cukup nekad, dengan lari dari RSAS itu, dinilai cukup berbahaya, karena akan membuka peluang penularan virus berkategori A tersebut, secara lebih luas.
Dia menjelaskan, pasien EH sebelumnya merupakan rujukan dari sebuah rumah sakit di Pohuwato, pada kamis malam (30/7) yang lalu.
Dia diduga kuat tertular flu babi, lantaran mempunyai riwayat kontak dengan warga negara asing, saat mengikuti sebuah forum keagamaan bertaraf internasional, yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu.
Pihak RSAS langsung mengisolasi EH, yang mengalami demam dan panas tinggi lebih dari 39 derajat Celsius, disertai dengan keluhan sakit persendian, batuk, sakit tenggorokan, serta radang paru-paru.
Untuk memastikan positif tidaknya EH tertular flu babi, pihaknya sementara ini masih menunggu hasil uji darah, yang telah dikirimkan ke laboratorium kesehatan, Departemen Kesehatan RI di Jakarta . (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009