Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan beberapa institusi mitra sedang mempersiapkan uji klinik dua produk immunomodulator di rumah sakit (RS) darurat penanganan COVID-19 Wisma Atlet.
Immunomodulator berfungsi untuk meningkatkan sistem imun tubuh yang berperan penting untuk melawan virus Corona penyebab COVID-19.
"Saat ini kami sedang melakukan persiapan uji klinik untuk herbal immunomodulator yang akan di lakukan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet," kata Peneliti bidang Bioteknologi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Masteria Yunovilsa Putra kepada ANTARA, Jakarta, Sabtu.
Baca juga: LIPI harapkan obat herbal antiviral COVID-19 bisa uji klinis
Baca juga: Perusahaan farmasi Ukraina mulai uji klinis obat COVID-19
Uji klinik tersebut direncanakan dilakukan pada satu atau dua pekan lagi.
Uji klinik itu merupakan kerja sama LIPI, Kalbe, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BaLitbangkes), Universitas Gadjah Mada, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dan Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI).
Dua produk tersebut berbahan jamur Cordyceps dan kombinasi herbal dengan mengombinasikan bahan-bahan tanaman obat asli Indonesia. Jahe sebagai salah satu bagian dari kombinasi itu.
Produk immunomodulator tersebut dibuat dalam sediaan tablet sehingga bisa diminum oleh pasien yang dirawat di rumah sakit Wisma Atlet nantinya.
Sudah sejak lama jamur Cordyceps digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti kanker.
Baca juga: Menristek: Indonesia tidak ingin jadi lahan uji klinis vaksin COVID-19
Baca juga: Pemerintah dorong saintifikasi jamu agar penuhi uji klinis
Jamur Cordyceps mengandung beberapa senyawa aktif yang berguna untuk kesehatan tubuh, yakni Adenosine, Cordycepin dan Polisakarida. Adenosine berpotensi sebagai antivirus, Cordycepin sebagai antiinflamasi dan antivirus, Polisakarida memiliki aktivitas imunomodulator, antioksidan, anti-tumor dan anti-aging.
Sistem imun sangat penting untuk melawan virus yang masuk ke tubuh. Jika sistem imun kalah melawan virus, virus bisa berkembang dalam tubuh.
"Kita mengembangkan immunomodulator ini untuk meningkatkan sistem imun yang ada dalam tubuh kita terutama pasien COVID-19, sehingga dengan meningkatnya sistem imun itu bisa mengalahkan virusnya, juga mempercepat penyembuhan pasien COVID-19. Sesuai protokol, uji klinik berlangsung selama 14 hari," ujarnya.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020