Kabul (ANTARA News/Reuters) - Utusan khusus PBB hari Ahad menyampaikan keprihatinan atas kondisi di pusat tahanan di Afghanistan, dan mengatakan, pusat tahanan itu harus ditingkatkan ke standar internasional untuk mencegah radikalisasi tahanan.

Kai Eide, utusan khusus Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk Afghanistan, mengatakan ia telah mengunjungi sebuah fasilitas penjara di Kabul dan sudah merencanakan untuk mengunjungi beberapa lagi, termasuk penjara di Bagram, pangkalan milier penting AS.

Penjara Bagram telah menjadi simbol penganiayaan tahanan bagi Afghanistan setelah kematian dua tahanan pada 2002. Pada Juni, BBC melaporkan tuduhan penyiksaan dan kelalaian di fasilitas itu setelah mewawancarai 27 bekas tahanan.

"Saya memprihatinkan situasi di pusat tahanan itu," Eide mengatakan pada konferensi pers di Kabul.

"Penting bahwa situasi bagi tahanan itu sesuai dengan hukum internasional, standar internasional dan bahwa situasi itu tidak menghasilkan radikalisasi lebih lanjut," ia mengatakan.

Terlalu dini untuk menarik kesimpulan akhir karena baru mengunjungi satu fasilitas penjara, kata Eide, tapi PBB akan menyeru para donor dan pemerintah Afghanistan untuk mengalokasikan lebih banyak sumber guna meningkatkan kondisi itu.

Eide mengatakan pemerintah AS sejauh ini positif dan ia menunggu mereka untuk mengkonfirmasi tanggal baginya untuk mengunjungi Bagram. Lebih dari 600 tawanan ditahan di penjara sementara Bagram, dan sebuah kompleks penjara senilai 60 juta dolar telah direncanakan.


Radikalisasi

Eide mengatakan keluarga perlu diberi informasi sebanyak mungkin mengenai di mana keluarga ditahan dan dalam keadaan bagaimana. Tahanan juga jangan ditahan tanpa akses ke proses sebagaimana seharusnya, katanya.

Komite Palang Merah Internasional telah mengunjungi para tahanan di Bagram sejak awal 2002 dan mengatakan kebanyakan dari mereka adalah orang Afghanistan yang ditangkap oleh pasukan AS di bagian selatan dan timur negara itu, markas tradisional Taliban.

Pada 2008, ICRC juga diperbolehkan mengunjungi tawanan di beberapa pusat tahanan AS yang lebih kecil, tempat tahanan sering ditahan sebelum dikirim ke Bagram.

ICRC tidak mengungkapkan secara terbuka penemuannya mengenai kondisi penjara tapi menyampaikan hal itu secara langsung pada mereka yang mengurus fasilitas tersebut, katanya, untuk memelihara akses pada tahanan.

Satu laporan militer AS mengenai para tahanan di Afghanistan bulan lalu merekomendasikan fasilitas tahanan bagi gerilyawan religius terpisah dari tahanan lainnya dan warga penjara umum untuk mencegah radikalisasi Islam di penjara Afghanistan dan AS.

Departemen pertahanan AS mengatakan kondisi di Bagram telah memenuhi standar internasional tapi kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional mengkritik secara terbuka AS karena tiadanya akses tahanan ke perwakilan hukum.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009