Mataram (ANTARA News) - Setelah tiga hari melakukan pencarian, akhirnya Tim SAR Mataram berhasil menemukan jenazah penyelam profesional asal Australia, Matthew Hamlin (26) yang hilang di Gili Trawangan, pulau kecil di sebelah utara Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (30/7) lalu.
Kepala Kantor SAR Mataram, Ida Bagus Gede Budisma, mengatakan, jenazah warga Australia itu ditemukan mengapung di perairan Gili Trawangan pada Minggu (2/8) pukul 14.15 Wita.
"Jenazah itu sudah kami evakuasi dan kini tengah disemayamkan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya mengerahkan dua unit kapal khusus yang dilengkapi 19 personel sesaat setelah penyelam yang juga merupakan wisatawan mancanegara itu dinyatakan hilang di Gili Trawangan.
Tim SAR Mataram menyisir semua lokasi di perairan Gili Trawangan. Namun, jenazah warga Australia baru kelihatan setelah tiga hari pencarian.
"Biasanya orang tenggelam di laut baru akan muncul dua atau tiga hari kemudian, mungkin seperti itu sehingga jenazahnya baru muncul di hari ketiga," ujarnya.
Setelah jenazah warga Australia ditemukan mencuat beragam dugaan karena sebagian warga Gili Trawangan tidak yakin penyelam profesional yang sering mengajari menyelam itu tewas di laut.
Karena itu, banyak pihak yang menghendaki dilakukan otopsi guna mengetahui secara jelas penyebab kematiannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebelum penyelam profesional asal Australia itu dinyatakan hilang, ia berpamitan pada kekasihnya Karen (23) untuk mandi di pantai Gili Trawangan.
Karen mengaku tidak mengetahui secara pasti kekasihnya hilang saat mandi di laut atau dalam perjalanan ke sana karena ia hanya menunggu di penginapan.
Namun, dua rekan mereka yakni Tin dan Lisa mengaku sempat melihat Matthew berjalan menuju pantai.
Matthew dan kekasihnya serta dua orang rekan mereka itu berencana bepergian ke lokasi tempat penyelaman pada hari itu, yang dijadwalkan pukul 12.00 Wita.
Namun beberapa jam sebelumnya Matthew lebih dulu pergi ke pantai untuk mandi hingga hilang tanpa jejak.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009