Jakarta (ANTARA) - Firma hukum yang memiliki klien para selebritas papan atas diretas dan pihak hacker mengancam akan membuka kontrak bisnis klien mereka ke situs gelap (dark web).
Kesepakatan kontrak bisnis kakap terancam bocor di internet, antara lain Lady Gaga, Bruce Springsteen, dan Sean "Diddy" Combs.
Agen Rahasia AS dan FBI masih menyelidiki kelompok "hacker" REvil, yang menyerang server pengacara Allen Grubman di NYC dan mencuri 756 gigabyte dokumen rahasia yang berkaitan dengan klien perusahaannya termasuk Lady Gaga, Madonna, Mariah Carey, Priyanka Chopra, dan Bette Midler.
Peretas mengancam akan menggandakan tuntutan uang tebusan dan mengancam akan mempublikasikan "satu ton rahasia kotor" Presiden Donald Trump, jika pihak firma tidak memberikan uang tebusan.
Baca juga: Film dokumenter Bruce Springsteen terjual ke Warner Bros
Baca juga: "Sour Candy", lagu BLACKPINK dan Lady Gaga hadir 29 Mei
Trump bukanlah klien firma hukum itu, dan belum jelas apakah para peretas benar-benar memiliki rahasia kotor Trump.
Seorang sumber dengan pengetahuan peretasan mengatakan kepada Page Six yang dilansir Jumat (15/5) bahwa, "Grubman tidak akan membayar satu sen pun kepada teroris-cyber ini, jadi kemungkinan semua file-nya akan dirilis oleh para peretas."
"Detail menarik di sana dapat mencakup kesepakatan penerbitan U2 yang menguntungkan dengan Universal, senilai sekitar 300 juta dolar AS, serta kesepakatan Springsteen dengan Netflix, diperkirakan bernilai 20 juta dolar AS, serta kesepakatan Diddy dengan Ciroc vodka," kata dia.
Sumber itu menambahkan, "Seringkali, rincian yang paling merusak ada di email pribadi para bintang dan eksekutif -- yang merupakan apa yang terjadi dengan peretasan Sony 2014. Tetapi tidak diketahui berapa banyak email pribadi yang dicuri dari peretas Grubman."
Pada Kamis pekan ini, REvil mengunggah dokumen berkaitan Lady Gaga, tetapi sebagian besar tampaknya merupakan kontrak standar industri.
Baca juga: AS tuding "aktor siber" berupaya curi riset vaksin dan data corona
Baca juga: Menkominfo pastikan aplikasi PeduliLindungi aman dari peretas
Baca juga: FBI sebut peretas targetkan hasil penelitian COVID-19
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020