Bukittinggi (ANTARA News) - Cawapres terpilih pada Pilpres 2009, Prof. Dr. Boediono mengatakan krisis termasuk tugas rumah atau PR bagi profesi ekonomi mengenai bagaimana memperbaiki kinerja ilmu ekonomi yang "standingnya" merosok karena ternyata tidak dapat mendeteksi secara dini timbulnya dan memberikan pedoman yang tegas mengatasinya.
Mantan Gubernur BI itu, menyampaikan hal itu dalam makalah yang dipaparkan, Jumat (31/7) malam pada Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) di Aula Pustaka Bung Hatta Bukittinggi, Sumbar.
Boediono, kunjungan ke Sumbar selain menjadi pembicara utama dalam Kongres ISEI ke XVII berlangsung (30-31 Juli hingga 1 Agustus), juga meninjau pembangunan jembatan kelok sembilan di Limapuluh Kota, serta ke sekolah dan puskesmas di kota berhawa sejuk itu.
Menurut pembina ISEI itu, krisis yang berlangsung sekarang, memang terutama menjadi tugas rumah besar para pengambil kebijakan ekonomi di seluruh dunia, mengenai bagaimana cara terbaik untuk keluar dan membangkitkan kembali ekonomi secepatnya.
Namun, ekonom baik yang berkecimpung di dunia praktek, maupun yang mengabdikan diri di bidang pengembangan ilmu dan penelitian, dituntut untuk memberikan jawabannya atas krisis yang terjadi.
Dalam kesempatan itu, Boediono menyebutkan, baru-baru ini Ratu Ingris Elizabeth II berkunjung ke Londong Scool of Ecnomics. Ratu II sempat mempertanyakan kegagalan ekonom memprediksi datangnya krisis.
"Why did nobody netice it" pertanyaan sederhana itu mengandung makna dan pengaharapan yang besar pada ekonom. Krisis yang berlangsung juga menggugat reputasi ilmu ekonom sendiri," kata mantan Menko Perekonomian itu.
Bahkan, tambahnya, secara tajam dan mendalam "The Economis baru-baru ini mengulas bagaimana krisis global saat ini telah menyingkap sisi lemah disiplin ilmu makroekonomi dan ekonomi keuangan.
Oleh karena itu, menurut dia, menjadi amat relevan bahwa tema Kongres ISEI ke XVII "Rekontruksi Sistem Ekonomi untuk Mendukung Daya Saing Indonesia Pasca Krisis Ekonomi Global".
Kongres ISEI ajang yang amat tepat bagi para ekonom untuk menyumbangkan pemikiran yang kritis dan reflektif, artinya pemikiran yang mampu menjawab tantangan zaman dewasa ini.
"Saya berharap Kongres ISEI ke XVII merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan pemikiran yang dapat membuahkan hasil nyata dan dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas," katanya.
Terkait, tugas besar menanti sentuhan para peserta kongres ISEI, terutama para ekonom muda yang terlihat semakin berperan dalam ajang Kongres.
"Pemikiran-pemikiran para ekonom amat dinantikan negeri tercinta ini," katanya mengakhiri.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009