Surabaya (ANTARA News) - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menilai pemerintah tak memiliki keseriusan dalam mengatasi wabah penyakit flu babi (H1N1).
"Pemerintah tidk memiliki sense of crisis terhadap wabah flu babi. Apa karena sibuk dengan urusan politik, atau memang ada hal lain," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, di Surabaya, Sabtu.
Ia mencontohkan pola pengamanan di Bandara Internasional Sukarno-Hatta, Jakarta. "Di sana ada alat detektor suhu badan, tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal," katanya.
Dia sempat protes kepada petugas bandara mengenai tidak dimanfaatkannya alat yang dibeli dengan harga mahal itu secara maksimal. "Saya malah mendapat jawaban, hanya orang yang suhu badannya tinggi saja yang diperiksa alat itu," katanya.
Seharusnya, usul dia, dalam situasi seperti sekarang ini ada kewaspadaan ekstra untuk mengatasi meluasnya wabah itu.
"Saya baru pulang dari Eropa, Singapura, dan Malaysia. Setiap penumpang yang baru turun dari pesawat digiring dan diawasi ketat oleh petugas bandara itu untuk mendapatkan pemeriksaan suhu tubuh," kata Din mengungkapkan.
Demikian halnya dengan pelayanan pasien di rumah sakit, menurut dia, masih terkesan tebang pilih. "Jangan hanya pasien flu babi di rumah sakit pemerintah saja yang dapat fasilitas gratis, tetapi juga rumah sakit swasta," katanya.
Penyediaan tamiflu juga harus ditambah. "Bahkan kalau perlu ada anggaran khusus untuk itu," katanya saat ditemui usai membuka acara seminar nasional tentang pengelolaan kesehatan di kantor Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim itu.
Mengenai wabah H1N1 di lingkungan pondok pesantren, Din tidak mau berspekulasi, apakah ada unsur sabotase atau tidak.
"Saya banyak mendengar soal itu, tetapi saya tetap `khusnuzon` (berprasangka baik,red.) saja," ujarnya.
Ia mengatakan, kepeduliaan terhadap lingkungan dan kesehatan di ponpes tidak sebagus di tempat lainnya. Namun, ada juga tempat lain yang seperti ponpes, malah tidak ada kasus itu. "Apakah memang tidak didengar media atau ada sebab lain," katanya.
Menurut Din, yang terpenting adalah setiap santri yang mengalami demam dan suhu badan tinggi, sebaiknya langsung diisolasi di ruang khsus agar wabah H1N1 tidak semakin meluas.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009