Bulukumba, Sulsel (ANTARA News) - Gegana Polda Sulselbar melakukan penyisiran di pelabuhan penyeberangan Bira, Bulukumba, setelah Ustadz Abu Bakar Ba`asyir beserta rombongan meninggalkan Kabupaten Bulukumba, Sulsel.
Pada jalur penyeberangan yang menghubungkan kabupaten Bulukumba-Selayar itu tampak tim penyisiran Gegana Polda Sulselbar yang dibantu dengan aparat Polresta Bulukumba memeriksa kendaraan penumpang angkutan penyeberangan di daerah tersebut, Jumat.
Dalam penyisiran itu, Gegana Polda mengamankan salah seorang penumpang asal Kabupaten Maros, Sulsel yang ditemukan membawa benda tajam berupa parang dan badik.
Barang bukti saat ini telah diamankan di Mapolresta Bulukumba dan pelaku masih dimintai keterangannya soal penemuan senjata tradisional itu.
Sebelumnya, rombongan pimpinan pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo, Jawa Tengah, Abu Bakar Ba`asyir usai membawakan ceramah sholat subuh di Mesjid Raya langsung meninggalkan Bulukumba menuju ke Bandara Sulltan Hasanuddin, Makassar.
Ba`asyir beserta rombongan diantar oleh pengurus Forum Umat Islam (FUI) Bulukumba menuju ke Makassar.
Ustadz Abu Bakar Ba`asyir usai sholat Isya Kamis malam sempat menyerukan agar Noordin Mohammed Top tetap berjuang menegakkan Islam di Indonesia. Namun, langkah Noordin dalam membela Islam diakuinya masih perlu dikaji lebih jauh.
"Langkah Noordin M Top yang diidentikkan dengan kasus teror dan peledakan bom di Indonesia masih perlu dikaji ulang," ungkap dia usai melakukan sholat isya di Masjid Muhammadiyah.
Sejauh ini Al Qaidah belum pernah menyerukan dan tidak ingin perang terhadap Indonesia, melainkan Al Qaidah menyerukan peperangan terhadap Amerika Serikat.
Ba`asyir berpendapat, sebaiknya Noordin berperang di negara Amerikat Serikat dibanding di Indonesia meski peperangan itu ditujukan bagi warga Amerika.
Warga Indonesia serta warga negara lainnya, ujarnya, ikut menjadi korban seperti yang terjadi pada ledakan di beberapa daerah di Indonesia yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009