Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Subijanto Marto Sudarmo mengatakan penggunaan obat antibiotik agar sewajarnya sesuai kebutuhan karena jika berlebih dapat membunuh mikroba baik untuk kekebalan tubuh.
"Antibiotik dan obat-obat lain yang berpengaruh terhadap microbiome harus digunakan seperlunya. Merawat mikroba jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan menghancurkan mikroba jahat," kata Subi dalam konferensi pers virtualnya yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Menurut pakar probiotik itu, merawat mikroba baik bisa lebih penting daripada menghancurkan mikroba jahat. Manusia tidak bisa hidup tanpa mikroba baik. Maka jika membersihkan total mikroba tersebut maka bisa merentan kekebalan tubuh manusia.
Dia mengatakan ada sekitar seribu miliar lebih mikroba yang hidup di usus manusia. Maka usus merupakan organ penting dalam sistem kesehatan dan kekebalan manusia.
Baca juga: Produsen obat Roche, Inggris berdiskusi terkait tes antibodi COVID--19
Baca juga: Riset: Mayoritas pasien corona miliki antibodi tapi belum pasti kebal
"Jika kita bisa mempertahankan 80 persen mikroba baik di usus kita dan membiarkan 20 persen mikroba jahat, maka kita akan sehat dan terhindar dari banyak penyakit, jadi sangat penting kita makan makanan berfermentasi agar asupan prebiotik kita tetap terjaga," katanya.
Sementara itu, Presdir PT Agro Mitra Alimentare (AMA) Ge Recta Geson mengatakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan COVID-19 mungkin tidak akan pernah hilang dan penduduk bumi harus belajar untuk hidup damai dengannya.
Menurut Recta, salah satu cara untuk hidup berdamai dengan virus termasuk COVID-19 dan semua patogen adalah dengan membangun pertahanan dari dalam tubuh yaitu sistem imun.
"Mikroba dalam saluran cerna akan menstimulasi sel limfatik pada usus untuk memproduksi 70-80 persen kekebalan yang beredar dalam tubuh. Mikroba memodulasi dan mengedukasi imun yang diproduksi dalam pencernaan," kata dia.
Pada gilirannya, kata dia, imun yang optimal akan mengendalikan mikroba dalam seluruh organ sehingga tubuh dapat terhindar dari segala macam penyakit.
Recta mengatakan PT AMA memproduksi konsentrat minuman sehat probiotik PROEM•1 yang dapat meningkatkan produksi bakteri baik di saluran pencernaan yang nantinya akan meningkatkan kekebalan.
"Sekitar 80 persen imun ini akan menyebar ke seluruh tubuh. Nah, imun ini akan mengendalikan semua mikroba di tubuh. Jadi kalau mikroba itu tidak ada yang dominan, semua dalam kondisi yang wajar, maka pasti tidak akan ada penyakit,” kata dia.
Dia mengatakan PT AMA murni Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan bukan Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan begitu, seluruh sahamnya dikuasai oleh warga negara Indonesia. Produk probiotik PROEM-1 mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.*
Baca juga: Madonna pergi ke pesta setelah klaim punya antibodi corona
Baca juga: Hampir 14 persen warga New York punya antibodi tangkal COVID-19
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020