Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF), Kamis memperingatkan bahwa meningkatnya utang publik negara-negara maju terkemuka dapat menghambat upaya untuk memacu pemulihan ekonomi.

Pertumbuhan tingkat utang dapat merusak kepercayaan investor dan mendorong kenaikan suku bunga, dan akhirnya membalikkan kenaikan ekonomi, menurut sebuah laporan IMF.

"Dengan menunda penarikan investor kekhawatiran tentang kesinambungan akan meningkat, yang mendorong kenaikan suku bunga pada surat berharga pemerintah, merongrong pemulihan dan meningkatkan risiko `bola salju` utang," kata lembaga yang berbasis di Washington itu seperti dikutip AFP.

IMF mengatakan utang publik akan mencerminkan sekitar 120 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2014 di sembilan negara maju dari Kelompok 20 (G-20).

Itu akan mencerminkan kenaikan sebesar 40 persentase poin sejak awal krisis keuangan dan ekonomi global pada tahun 2007.

Laporan menyoroti perkembangan utang di negara-negara Kelompok Tujuh "- Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat" - dan Australia dan Korea Selatan, dua negara besar lainnya di G-20.

IMF meminta negara-negara maju untuk berbuat lebih banyak untuk mengurangi defisit anggaran dalam jangka menengah.

"Meskipun neraca fiskal diperkirakan membaik dalam beberapa tahun mendatang karena ekonomi global pulih, prospek utang publik di banyak negara lebih mengkhawatirkan," kata institusi 186 negara itu.

Rata-rata rasio utang terhadap PDB negara G-20 yang terdiri dari negara maju dan berkembang, mencapai 62,4 persen pada tingkat pra-krisis tahun 2007, naik menjadi 82,1 persen pada tahun 2009 dan diperkirakan mencapai 86,6 persen pada tahun 2014.

Rata-rata rasio untuk negara-negara maju akan meningkat dari 78,6 persen pada tahun 2007 dan melebihi output 100,6 persen pada tahun ini. Pada 2014, diproyeksikan akan berada pada 119,7 persen.

"Meskipun kebijakan fiskal akan terus mendukung kegiatan sampai pemulihan diraih, strategi yang jelas diperlukan untuk konsolidasi neraca fiskal dalam jangka menengah seperti meningkatkan kondisi dan memastikan bahwa solvency (kesanggupan melunasi utang, -red.) terjaga," kata IMF.

IMF, yang telah mendesak negara-negara anggotanya untuk mengadopsi langkah-langkah stimulus untuk memerangi kecenderungan turun ekonomi yang parah, telah menyerukan mereka dalam beberapa bulan terakhir untuk merumuskan formula strategi keluar setelah pemulihan berlangsung.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009