Pekanbaru (ANTARA News) - Kualitas udara di Pekanbaru, Riau, memburuk akibat tercemar asap kebakaran lahan dan hutan yang menyelimuti kota itu sejak pukul 06.00 WIB sehingga jarak pandang memendek, sedangkan udara berbau pengap menyesakkan.
Alat pemantau Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang terpasang di sejumlah titik di Pekanbaru menunjukan kualitas udara dalam kondisi "tidak sehat" akibat partikel debu dari asap kebakaran berada di atas normal.
Kondisi udara yang kembali tercemar asap dikeluhkan sejumlah warga, padahal selama sepekan lalu udara kota bebas dari kabut asap dan kualitas udaranya membaik.
"Baru seminggu menikmati udara bersih di Pekanbaru, sekarang sudah tercemar asap lagi," kata seorang warga, Fitri (29).
Meski begitu, kabut asap belum mengganggu aktivitas warga seperti yang sebelumnya sempat terjadi pada bulan Juni hingga pertengahan Juli. Warga masih beraktivitas tanpa mengenakan masker.
Berdasarkan pantuan terakhir dari Satelit NOAA 18 yang dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, sebanyak 57 titik api terdeteksi di Riau.
Staf Analisa BMKG Pekanbaru, Marzuki, mengatakan 57 titik api tersebut tersebar sembilan daerah di Riau, yaitu Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Bengkalis, Siak, Kampar, Kuantan Singingi, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
Marjuki mengatakan, selain Riau, sejumlah provinsi lainnya di Sumatra juga dilanda kebakaran hutan dan lahan yang berdasarkan pencitraan satelit menunjukkan ada 309 titik api. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009