Jakarta (ANTARA) - Pameran industri mahadata terbesar di China, yang biasanya diselenggarakan di Kota Guiyang setiap Mei, batal digelar karena wabah COVID-19.
Menurut rencana, pameran tersebut diselenggarakan di ibu kota Provinsi Guizhou itu pada 26-29 Mei 2020.
Belum diketahui pasti kapan rencananya ajang tahunan di wilayah baratdaya daratan China tersebut digelar lagi namun pihak panitia, sebagaimana dikutip media setempat, memperkirakan pada semester kedua tahun ini.
Ajang Big Data Industry Expo itu sudah lima kali digelar di kota tersebut, yang terkenal dengan araknya yang terbuat dari beras.
Wartawan ANTARA telah dua kali mendapatkan kesempatan meliput penyelenggaraan akbar industri digital tersebut, bahkan sebelum gedung megah khusus untuk pameran mahadata itu selesai dibangun di distrik baru di Guiyang.
Tahun lalu, ajang tersebut diikuti 448 perusahaan dari 59 negara dan wilayah.
Sebagai proyek percontohan pangkalan utama mahadata di China, Guiyang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi industri papan atas global, seperti Apple, Qualcomm, Huawei, Tencent, Alibaba, dan Foxconn dalam membangun sistem komputasi awan dan pusat mahadata.
Guiyang benar-benar diproyeksikan berbeda dengan Kota Shenzhen di Provinsi Guangdong, yang berbatasan dengan Hong Kong.
Shenzhen lebih dulu dikembangkan sebagai pusat industri digital dan teknologi informasi dan komunikasi sedangkan Guiyang, yang merupakan kota kecil, diproyeksikan sebagai pusat industri mahadata.
Meskipun kota kecil, di Guiyang juga terdapat industri perakitan telepon selular yang dikembangkan oleh Foxconn untuk merek-merek global, seperti Nokia, Huawei, dan Apple.
Baca juga: China International Big Data Industry Expo 2019 dibuka di Guiyang
Baca juga: Foxconn produksi 26 juta ponsel di Guiyang
Pemerintah targetkan 2.5 Juta orang kunjungi Paviliun Indonesia
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020