Kota Gaza (ANTARA News) - Dua orang Palestina tewas pada Kamis akibat terowongan penghubung Jalur Gaza dengan Mesir runtuh, kata sumber kesehatan.
Sedikit-dikitnya, sembilan orang tewas pada pekan ini akibat keruntuhan serupa dan bencana lain di jaringan luas terowongan antara Mesir dengan Gaza itu, yang dipakai menyelundupkan makanan, barang dan, menurut Israel, senjata dan peledak.
Dalam tiga tahun belakangan, 127 orang tewas di terowongan semacam itu, kata Iyad Abu Hujaier dari Pusat Demokrasi dan Pemecahan Sengketa Palestina (PCDCR), yang baru-baru ini menyusun laporan tentang terowongan tersebut.
Israel dan Mesir tetap menutup wilayah miskin dan padat penduduk Jalur Gaza untuk semua, kecuali kebutuhan hakiki kemanusiaan sejak gerakan Hamas menguasai wilayah itu dari pesaing Fatah-nya dua tahun lalu.
Israel dengan hebat membom jaringan terowongan itu dalam gempuran 22 harinya terhadap Hamas pada peralihan tahun 2008-2009, tapi banyak terowongan dengan cepat digali kembali.
Seorang Palestina tewas dan lima lain hilang pada Selasa sesudah terowongan kedua, yang menghubungkan Gaza dengan Mesir, runtuh pada pekan ini, kata dokter.
Mereka menyatakan ditemukan mayat seorang laki-laki berumur 23 tahun.
Pada Minggu malam, terowongan runtuh menewaskan tujuh orang, dengan seorang laki-laki berumur 33 tahun langsung ditemukan dan mayat keenam orang lain dikeluarkan oleh petugas penyelamat sesudah dua hari.
Ketujuh orang Palestina itu tewas pada tengah malam sesudah bahan bakar meledak di sebuah terowongan di bawah perbatasan antara Mesir dengan Jalur Gaza, kata pejabat Palestina di Gaza pada Senin.
Kecelakaan itu merupakan salah satu musibah terburuk di jaringan terowongan Gaza, yang tidak resmi dan berbahaya.
Pejabat menyatakan ledakan dan kebakaran itu disebabkan oleh arus listrik. Korbann tewas lain mungkin masih terkubur di tempat itu, kata mereka tanpa penjelasan lebih lanjut.
Penyelundupan berbagai jenis barang, mulai dari ternak hingga solar, merupakan usaha penting dan menguntungkan bagi Gaza, wilayah kantung Palestina.
Hamas, yang menguasai wilayah itu, berjanji melanjutkan perjuangan bersenjata melawan negara Yahudi tersebut.
Israel menyatakan Hamas juga mendatangkan senjata, peledak dan peluru melalui terowongan itu, yang digali dengan tangan dan dikelola secara pribadi, namun terus berada di bawah kendali Hamas.
Pasukan Israel melakukan serangan udara terhadap terowongan itu pada awal gempuran tersebut dengan alasan tempat tersebut digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Gaza.
Banyak terowongan hancur selama pemboman tiga pekan itu, namun segera dibangun lagi untuk memenuhi kebutuhan dagang.
Tujuan utama dakuan Israel dalam gempuran itu adalah menghentikan serangan roket dari Gaza ke kota dan wilayah Israel selatan.
Tentara menyatakan lebih dari 200 roket dan bom ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel sejak gempuran 22 hari negara Yahudi itu terhadap Hamas pada Desember 2008 dan Januari 2009.
Gerakan "Cast Lead" Israel itu menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina, yang mencakup ratusan warga dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut.
Kekerasan di dan di sekitar Jalur Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berahir pada 19 Desember 2008.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009