Ekspektasi masih memburuknya data-data ekonomi karena wabah telah memberikan tekanan turun untuk aset berisiko

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, terkoreksi di tengah beragamnya sentimen yang masuk ke pasar.

Pada pukul 9.42 WIB, rupiah melemah 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.898 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.885 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan pergerakan aset berisiko pagi ini kelihatannya beragam, ada yang positif dan ada yang negatif.

"Ekspektasi masih memburuknya data-data ekonomi karena wabah telah memberikan tekanan turun untuk aset berisiko. Namun di sisi lain, mulai aktifnya perekonomian di beberapa negara pandemi memberikan sentimen positif ke pasar," ujar Ariston.

Menurut Ariston, rupiah mungkin masih bergerak di kisaran yang sama dengan sentimen yang saling menarik ini. Tapi dengan tingginya minat pasar terhadap obligasi, pemerintah Indonesia bisa mendukung penguatan rupiah hari ini.

Dari domestik, para analis memprediksi neraca perdagangan Indonesia April yang dirilis hari ini, akan defisit 200 juta dolar AS.

"Tapi ini mungkin bisa dimaklumi pasar karena kondisi ekonomi global juga belum bagus, jadi mungkin tidak terlalu berdampak ke rupiah," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS dengan potensi dukungan Rp15.000 per dolar AS.

Pada Kamis (14/5) lalu, rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.865 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah dipicu peringatan Gubernur The Fed
Baca juga: Rupiah berpotensi terus lemah, pasca-The Fed tepis opsi bunga negatif
Baca juga: Rupiah diprediksi melemah dipicu kekhawatiran gelombang kedua COVID-19

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020