IHSG BEI ditutup naik 72,323 poin menjadi 2.298,135, sedangkan indeks saham-saham unggulan (LQ45) menguat 14,811 poin atau 3,40 persen ke posisi 450,909.
"Bursa kita hari ini (Kamis) sangat perkasa, para pelaku pasar memprediksi inflasi kita rendah dan cenderung turun sehingga tren suku bunga kembali turun, dan itu yang mendorong indeks BEI naik tajam," kata pengamat Analis Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing di Jakarta.
Pardomuan juga melihat likuiditas pasar global yang masih tinggi dan bergerak ke pasar emerging market (pasar negara berkembang) termasuk Indonesia yang memiliki prospek ekonomi yang bagus juga salah satu pendorong indeks.
"Investor asing masih sangat agresif masuk pasar Indonesia, hal ini terlihat dari posisi asing net buy (beli netto) Rp1,1 triliun (posisi beli mencapai Rp1,922 trilun dan posisi jual Rp809,466 miliar)," ungkapnya.
Dengan dua hal di atas, lanjutnya, BEI terlihat paling perkasa dengan bursa lain di regional yang hanya naik tipis. Bursa kawasan Asia, seperti bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng hanya naik 0,49 persen (98,580 poin) ke posisi 20.234,080, bursa tokyo dengan indeks Nikkei 225 naik 0,51 persen (51,969 poin) ke 10.165,210 dan indeks Straits Times di bursa Singapura menguat 1,23 persen (32,129 poin) ke level 2.636,189.
Pardomuan juga mengatakan hasil kinerja emiten semester pertama 2009 juga menjadi salah satu pendorong. "Memang tidak semua emiten memiliki kinerja yang bagus, tetapi dengan tren suku bunga yang turun akan memberikan optimisme investor terus masuk ke bursa Indonesia," katanya.
Kondisi ini telah membuat 161 saham di BEI melanjutkan kenaikan, sedangkan yang turun hanya 55 dan 56 tidak berubah harganya.
Beberapa saham unggulan yang mendorong indeks BEI naik diantaranya Bumi Resources yang meningkat Rp225 menjadi Rp2.425, Bank Mandiri terangkat Rp225 ke level Rp3.925, Astra Internasional melambung Rp1.000 ke posisi Rp28.100 dan Bank BRI naik Rp450 ke harga Rp7.450.
Transaksi yang terjadi sebanyak 148.968 kali dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 9,483 miliar lembar dan nilai Rp6,664 triliun. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009