Kontrak emas melonjak 24,5 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.740,9 dolar AS per ounceChicago (ANTARA) - Harga emas naik untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didorong oleh permintaan safe-haven, karena investor membuang aset-aset berisiko dipicu kekhawatiran pelemahan ekonomi akan berlangsung lama dan ketegangan perdagangan terbaru AS-China.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak 24,5 dolar AS atau 1,43 persen, menjadi ditutup pada 1.740,9 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas naik lagi setelah ketua Fed indikasikan lebih banyak stimulus
Emas berjangka naik 9,60 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.716,4 dolar AS per ounce pada perdagangan Rabu (13/5/2020), setelah menguat 8,8 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.706,8 dolar AS per ounce pada Selasa (12/5/2020).
"Tampaknya, beberapa investor berbalik bearish pada ekuitas, hubungan AS-China terus menuju spiral penurunan dan Anda memiliki data sangat suram datang dari AS dan semua yang mendukung (permintaan) safe-haven," kata Edward Moya, analis pasar senior di pialang OANDA, seperti dikutip dari Reuters.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memperingatkan pada Rabu (13/5/2020) tentang "periode perpanjangan" pertumbuhan ekonomi yang lemah, berjanji menggunakan kekuatan bank sentral sesuai kebutuhan, dan menyerukan pengeluaran fiskal tambahan untuk membendung dampak dari pandemi virus corona.
Data terbaru menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS mencapai 2,981 juta untuk pekan yang berakhir 9 Mei.
Angka itu turun dari 3,176 juta pada minggu sebelumnya dan menandai penurunan mingguan keenam beruntun, tetapi klaim tetap sangat tinggi.
Pasar saham dunia turun untuk hari ketiga berturut-turut karena data pekerjaan yang mengecewakan dan sinyal oleh bank sentral bahwa stimulus pemerintah lebih lanjut mungkin diperlukan, memicu kekhawatiran investor tentang pemulihan ekonomi global.
Emas juga diuntungkan dari ketidakpastian baru atas perdagangan China-AS setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia sangat kecewa dengan China atas kegagalannya untuk menahan virus corona, mengatakan pandemi di seluruh dunia membuat perjanjian perdagangannya dengan Beijing menjadi suram.
Para analis mencatat bahwa investor kemungkinan menggunakan emas sebagai mata uang pilihan terakhir, karena langkah-langkah stimulus dari pemerintah AS dan seluruh dunia dapat menyebabkan inflasi, memberikan dukungan kepada logam mulia.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 48,5 sen atau 3,09 persen, menjadi ditutup pada 16,156 dolar per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 5,2 dolar AS atau 0,68 persen, menjadi menetap pada 775 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas Antam naik Rp2.000, masih di atas Rp900.000
Baca juga: Emas naik 8,8 dolar, investor bertaruh pada lebih banyak stimulus
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020