Adrian Lesmono, Market Development Manager, After Market Supplies Business, Imaging dan Printing Group HP Indonesia, mengatakan, penelitian itu dilakukan terhadap sekitar 2.500 pelanggan dari skala usaha UKM di wilayah Asia Pasifik.
"Temuan yang kami sampaikan ini mematahkan mitos bahwa biaya cetak keseluruhan dengan menggunakan katrid remanufaktur akan lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan katrid asli HP," kata Adrian, dalam workshop mengupas tuntas hasil studi Quality Logic inc, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, di tengah iklim perekonomian yang menuntut semuanya harus dapat dihitung, pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang menggunakan katrid remanufaktur sebaiknya menyadari bahwa penghematan yang mereka peroleh dari harga pembelian itu tidak selalu benar.
"Kami mengharapkan mereka menghentikan pemborosan biaya hingga 31 persen yang disebabkan penggunaan katrid-katrid pengganti, meniadakan pengulangan cetak berkali-kali dan mencegah waktu staf terbuang sia-sia," katanya.
Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa katrid toner HP laser jet memiliki performa di atas katrid toner remanufaktur yang diuji baik dari tingkat keandalan maupun kualitas cetak.
Keandalan katrid satu dari empat katrid remanufaktur yang diuji dalam QL studi menunjukkan kegagalan kinerja, 9,7 persen gagal secara prematur, dan 15,3 persen menghasilkan separo jumlah halaman atau lebih cetakan yang mengecewakan.
Sedangkan untuk kualitas cetak, hampir satu dari tiga halaman cetak berkualitas tidak layak, 25,3 persen hanya untuk penggunaan terbatas tidak untuk didistribusikan ke pihak eksternal.
Sekitar 3,8 persen terbatas penggunaannya tidak untuk didistribusikan sama sekali dan di bawah satu persen tidak dapat digunakan.
Temuan-temuan Quality Logic inc, yang berhubungan dengan kualitas cetak juga dialami oleh salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia, PT Frisian Flag Indonesia.
Menurut Rini Eko Susanti, Office Building Officer PT Frisian Flag Indonesia, pengalaman menggunakan katrid remanufaktur menghasilkan cetakan dengan warna yang tidak solid, bleber dan tidak mendukung impresi cetakan-cetakan untuk keperluan bagian pemasaran.
Rini menambahkan, awalnya manajemen perusahaannya menginginkan terjadi penghematan biaya secara keseluruhan, sehingga ada beberapa bagian harus melakukan efisiensi seperti biaya percetakan.
"Semula kami telah lama menggunakan katrid dan tinta asli HP karena ada kebijakan penghematan, kami mencoba menggunakan katrid remanufaktur. Namun sayang hasilnya kurang berkualitas dan terjadi pemborosan yang cukup signifikan," kata Rini.
Sehingga beberapa bulan kemudian perusahaan kembali menggunakan katrid HP asli. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009