Ratusan santri di Ponpes Babussalam di Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, kemudian Ponpes Islahiyah, dan Ponpes Nurul Huda di Kecamatan Singosari, mendadak demam dan panas tinggi.
"Para santri yang mengalami panas tinggi dan demam secara mendadak itu diisolasi ke masjid di kompleks Ponpes," kata dokter Puskesmas Gondanglegi Rosihan Anwar di Malang, Rabu.
"Kami juga sudah melakukan rapid test pada semua santri, namun kita masih menunggu hasilnya," kata dokter yang menangani ratusan santri tersebut.
Menurut dia, saat ini para santri terserang flu biasa dengan gejala seperti orang yang mengidap influenza berat dan disertai batuk. Kondisi suhu badan setiap pasien masih belum stabil.
Dia mengatakan, langkah awal dan tindakan medis yang dilakukan kepada para santri adalah memberikan obat penurun panas, obat batuk, obat untuk menghilangkan nyeri lambung guna memperlambat atau mengobati virus influenza.
Santri laki-laki dan perempuan ditagani secara terpisah dan dilakukan pengobatan secara intensif.
Para santri itu disterilkan dan diisolasi dari santri lainnya yang tidak terkena demam.
Pengasuh Ponpes Babussalam Agus Thoriq Darwis mengatakan, setelah kondisi para santri membaik pihaknya akan memulangkan mereka ke rumah masing-masing.
"Jika ada yang positif terkena virus H1N1 tipe A, maka kegiatan Ponpes akan kami liburkan dulu," katanya.
Walaupun banyak warga yang mengalami demam dan panas tinggi disertai gejala batuk, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang belum menyatakan kejadian luar biasa flu babi.
"Warga yang mengalami demam dan panas tinggi dalam jumlah banyak adalah penghuni tiga Ponpes, bahkan yang di Singosari sempat di periksa ke RSSA Malang. Namun kondisinya sekarang sudah membaik dan tidak menjalani rawat inap," kata Kepala Dinkes Kabupaten Malang dr Agus Wahyu Arifin.
Menurut Agus, kejadian yang menimpa para santri di Ponpes tersebut diyakini bukan flu babi.
Namun, pihak Dinas Kesehatannya setempat tetap melakukan tes di laboratorium untuk mengetahui secara pasti penyakit yang diterita para santri itu.
"Sampel kita bawa dulu ke RSSA Malang dan kalau tidak bisa baru dikirim ke RSU dr Soetomo Surabaya," katanya.
Karena masih belum ada yang posisitf, kata Agus, pihaknya belum menentukan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Tetapi, kalau ada yang positif satu orang saja, Dinkes akan meminta Bupati Malang Sujud Pribadi segera menetapkan KLB.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
obati dengan Tamiflu atau serbuk yg di hirup lewat paru2 namanya lupa.
Kalau di Jepang dua tiga hari diobatin sembuh.