Bishkek, (ANTARA News) - Polisi di Kyrgyzstan Rabu menangkap sekitar 200 pengunjuk rasa yang berdemonstrasi terhadap yang diduga kecurangan dalam pemilihan presiden pekan lalu di negara Asia tengah itu.

Setiap pengunjuk rasa dalam kerumunan massa sekitar 200 orang itu ditahan oleh polisi hanya sekitar 15 menit setelah unjuk rasa dimulai, dengan dua atau tiga pejabat, beberapa memakai pakaian biasa, untuk masing-masing demonstran, seorang wartawan AFP menyaksikan.

Para pengunjuk rasa itu meneriakkan slogan seperti "Pulangkan kekuasaan yang dicuri" dan baru saja mau berbaris di istana presiden di pusat ibukota Kyrgyzstan, Bishkek, ketika polisi melangkah masuk.

Para demonstran yang ditangkap dibawa ke sejumlah bis. Polisi juga berusaha untuk menahan wartawan AFP, tampaknya keliru mengira ia salah seorang pengunjuk rasa.

Pemrotes-pemrotes itu adalah pendukung Almazbek Atambayev, calon utama oposisi dalam pemilihan presiden Kamis lalu, yang mengecam pilpres itu sebagai "tidak sah" dengan menyebut kecurangan yang meluas.

Presiden Kyrgyzstan yang menjabat Kurmambek Bakiyev memperoleh kemenangan dalam pemilihan itu dengan 76.43 persen suara dibanding 8,39 persen untuk Atambayev, menurut hasil resmi yang diperselisihkan oleh oposisi.

Kyrgyzstan adalah bekas republik Soviet yang miskin dengan sejarah kekerasan politik.

Negara yang bergunung-gunung itu menampung sebuah pangkalan udara AS yang digunakan untuk mendukung operasi di Afghanistan, dan juga sebuah pangkalan militer Rusia di dekatnya, demikian dikutip dari AFP.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009