Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Andrinov Chaniago mengingatkan presiden terpilih mendatang bisa menyusun kabinet yang efisien dan menempatkan orang-orang profesional.
"Jumlah menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) sebanyak 34 menteri terlalu gemuk, sebaiknya pada kebinet mendatang maksimal 27 menteri saja," kata Andrinov Chaniago pada Dialog Kenegaraan "Kabinet Baru: Hak Prerogatif Presiden versus Tuntutan Partai Koalisi" di gedung Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Senayan Jakarta, Rabu.
Dijelaskannya, jumlah maksimal 27 menteri tersebut dengan catatan, beberapa departemen atau kantor menteri negara yang wilayah kerjanya relatif sama atau saling terkait bisa digabungkan menjadi satu.
Ia mencontohkan, kantor menteri negara pembangunan daerah tertinggal bisa digabungkan ke dalam departemen transmigrasi.
Selain jumlah menteri, Andrinov juga mengusulkan, agar Presiden Yudhoyono menempatkan orang-orang profesional dalam kebinet pemerintahan mendatang.
Orang profesional yang dimaksudkannya adalah orang yang memiliki kemampuan, pengalaman, loyalitas, dedikasi, dan bisa membuat keputusan sesuai dengan keinginan presiden.
"Orang profesional tidak harus akademisi dan praktisi, juga bisa dari parpol atau orang yang memiliki kesepakatan dengan parpol pendukungnya," katanya.
Dengan pertimbangan tersebut, ia mengusulkan komposisi kabinet pemerintahan mendatang sekitar 50 persen dari Partai Demokrat (PD), 30 persen dari partai pendukung yang berkoalisi dengan PD, serta sekitar 20 persen profesional dari praktisi dan akademisi.
Sementara itu, anggota DPD dari Provinsi Bali, I Wayan Sudirta, juga menilai jumlah menteri pada KIB sebanyak 34 menteri terlalu gemuk yang konsekuensinya memboroskan anggaran belanja negara.
Ia mengusulkan, jumlah menteri pada kabinet pemerintah mendatang hanya sekitar 20 menteri, dengan pertimbangan negara Amerika Serikat yang wilayahnya luas hanya ada 15 menteri serta Jepang hanya ada 25 menteri dan Thailand hanya ada 13 menteri.
Wayan juga mengusulkan, agar Presiden Yudhoyono menempatkan orang-orang profesional sesuai dengan krtiteria yang disampaikannya pada kampanye lalu, di kabinet pemerintahannya mendatang.
"Kalau Presiden Yudhoyono mengangkat orang tidak profesional, maka akan menyulitkan dirinya sendiri," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009