Malang (ANTARA News) - Menteri Agama Maftuh Basyuni mengatakan, madrasah harus tetap mempertahankan karakteristiknya, sekaligus bisa tampil sebagai lembaga multifungsi yang berbeda dengan lembaga pendidikan atau sekolah umum.
"Ke depan, madrasah harus mampu tampil sebagai lembaga multifungsi, di antaranya sebagai lembaga pendidikan formal, wadah pengembangan dakwah serta lembaga pemberdayaan masyarakat secara riil," katanya saat membuka Kompetisi dan Expo Madrasah Nasional (Kemnas) di Malang, Rabu.
Menurut Menag, untuk menjadi lembaga multifungsi yang berkualitas, harus dimulai dari pengelolaan administrasi yang lebih baik dan memiliki karakteristik tersendiri.
Dewasa ini, perkembangan lembaga pendidikan Islam, termasuk madrasah, juga mengalami modernisasi yang tidak bisa dihindari. Bahkan, ada pergeseran paradigma untuk menyesuaikan dengan kebutuhan global.
Namun, karakteristik sebagai lembaga pendidikan Islam harus tetap dipertahankan oleh madrasah, agar tidak tercerabut dari akarnya dan tujuan utama pendirian pendidikan madrasah tidak luntur.
Maftuh Basyuni menambahkan, madrasah memiliki keunggulan tersendiri dan sudah diwujudkan secara riil dengan tingginya angka partisipasi masyarakat yang peduli terhadap pendidikan di lembaga tersebut.
Berdasarkan data statistik internal Depag, jumlah madrasah negeri lebih sedikit dibanding madrasah swasta, yakni 91 persen madrasah dikelola swasta. Ini berbalik dengan sekolah umum, yang 90 persen berstatus negeri dan 10 persen swasta.
Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Saifullah Yusuf, mengatakan lulusan madrasah tidak kalah bersaing dengan lulusan sekolah umum, sebab sudah banyak bukti lulusan madrasah bisa menduduki berbagai jabatan.
"Lulusan madrasah bisa menjadi pejabat apapun, sehingga lulusan madrasah tidak perlu berkecil hati. Contohnya saya, lulusan madrasah di Jombang bisa menjadi wakil gubernur dan masih banyak yang menjadi menteri maupun duta besar," katanya.
Kemnas pertama yang dihelat mulai 28 hingga 31 Juli 2009 itu, diikuti sekitar 500 peserta dan 250 orang official dari 33 provinsi. Materi yang dipertandingkan dalam Kemnas adalah keilmuan melalui lomba karya ilmiah remaja (LKIR), seni dan olah raga.
Kegiatan yang menghabiskan dana sekitar Rp2,5 miliar itu, memperebutkan piala bergilir Menteri Agama dan uang pembinaan, serta akan dipilih madrasah unggulan.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009