Cirebon (ANTARA) - Slogan sekolah gratis di salah satu SD di Cirebon mungkin kini harus ditambah dengan slogan pengobatan gratis. Puluhan siswa kelas IV SD Negeri Kramat III Kota Cirebon tertimpa langit-langit kelas mereka.

Wali kelas tersebut, Subagja, mengatakan langit-langit itu runtuh sekitar pukul 12.30 WIB saat 54 siswanya sedang mengikuti pengayaan pelajaran Bahasa Inggris.

"Sebelumnya saya sudah mengingatkan kepada anak-anak untuk berhati-hati terhadap langit-langit yang sudah mulai retak. Tidak tahunya malah kejadian sekarang," kata Subagja.

Akibat ambruknya flapon yang berbahan asbes tersebut, menurut Subagja sekitar lima siswa mengalami luka cukup serius dan puluhan siswa lainnya mengalami luka ringan seperti benjol-bejol.

"Anak-anak menjerit ketakutan dan langsung berhamburan keluar kelas. Saya melihat ada beberapa siswa berdarah pada bagian kepala dan tangannya," ujar Subagja.

Menurut Subagja, bangunan lantai dua yang dibangun dari dana APBD tersebut baru digunakan sekitar tiga bulan dan sekarang masih dalam masa perawatan. Namun, langit-langit yang rusak sudah terlihat sejak beberapa waktu lalu bahkan yang berada di depan ruang kepala sekolah pernah ambruk.

Subagja memperkirakan penyangga langit-langit, yang terbuat dari baja ringan, memuai akibat musim panas.

Dari ruangan kelas yang berukuran 7x8 meter persegi, langit-langit yang ambruk sekitar 5x7 meter persegi. Terlihat rangka besi penopan sudah melengkung. d

Sementara itu, Sukhemi, Kepala Sekolah SD Negeri Kramat III Kota Cirebon saat dikonfirmasi menyatakan kekesalannya atas musibah tersebut dan menuding pihak kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut.

"Saya tidak akan membiarkan murid-murid saya untuk menempati ruangan yang baru tersebut untuk mencegah terjadinya hal yang lebih buruk terjadi lagi. Untuk sementara siswa kelas IV akan belajar di ruangan yang kosong. kalau ada kelas satu atau dua sedang olah raga, kelasnya bisa dipakai untuk kelas IV," ujar Sukhemi.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Dedi Windiagiri, saat dikonfirmasi melalui telepon menyangkal musibah tersebut akibat keteledoran pihak kontraktor melainkan karena perubahan iklim.

"Kemungkinan ambruknya flapon akibat perubahan iklim. Saya sudah menegur pihak kontraktor untuk segera melakukan perbaikan," kata Dedi singkat. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009