Bandung (ANTARA News) - PT Kereta Api (PTKA) Daerah Operasi II Bandung, mulai 1 Agustus 2009, menurunkan harga tiket kelas eksekutif Rp10.000 hingga Rp15.000.
"Penyesuaian tarif ini hanya berlaku untuk KA kelas eksekutif yang memiliki tuslah makanan dan minuman dalam setiap perjalanan. Mulai 1 Agustus tidak ada lagi tuslah makanan dan minuman," kata Kepala Humas PTKA Daop II Bandung, Bambang Setya Prasetyo, di Bandung, Rabu.
Kereta api eksekutif yang mengalami penurunan tarif tiket adalah KA Argo Wilis, Turangga (Bandung - Surabaya), Lodaya Pagi dan Lodaya Malam (Bandung - Solo). Sedangkan KA Bisnis Mutiara Selatan (Bandung - Surabaya) tidak ada penurunan tarif.
"Tarif kelas bisnis dan ekonomi tidak mengalami penurunan," kata Bambang.
Meski demikian, penurunan tarif itu tidak berlaku untuk KA eksekutif Argo Gede dan KA Parahyangan jurusan Bandung - Jakarta. Tarif KA jurusan ke Barat itu saat ini masih memberlakukan potongan harga.
Sama halnya dengan tarif eksekutif KA Harina Bandung - Semarang yang tidak mengalami penurunan tarif karena KA itu dioperasikan tanpa tuslah.
Kabijakan penurunan tarif KA eksekutif itu dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Direksi PTKA No. Kep. U/11.704/VI/KA-2009 tertanggal 18 Juni 2009 tentang kebijakan penghapusan tuslah makanan dan minuman untuk KA komersial.
"Tarif KA Turangga dikurangi Rp15.000 sedangkan tarif KA Lodaya Pagi dan Malam dikurangi Rp10.000 dari tarif yang berlaku saat ini," kata Bambang.
Pemberlakuan tiket saat ini, kata Bambang, dilakukan dengan sistem tarif batas atas dan batas bawah, termasuk penetapan untuk tarif akhir pekan dan liburan yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada.
"Dengan dihapuskannya tuslah makanan dan minuman, penumpang lebih leluasa membeli makanan dan minuman di restorasi," katanya.
Sementara itu terkait rencana pengoperasian KA jurusan Banjar - Jakarta, kata Bambang, masih dalam pematangan. Namun jalur itu diharapkan bisa menjadi salah satu bisnis potensial bagi PTKA.
"Pengoperasiannya masih mencari tanggal tepat," katanya.
Jalur Banjar-Jakarta sebenarnya bukan rute baru bagi PTKA karena tahun 1980-an jalur itu dilayani oleh KA Ekonomi Galuh yang saat ini tidak dioperasikan lagi.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009