Jakarta (ANTARA) - Bekerja dari rumah (work from home/WFH) kini menjadi hal yang lumrah dilakukan, menyusul merebaknya wabah virus corona di banyak belahan dunia.
Di balik kemudahan dan keuntungan bekerja dari rumah, WFH juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental pekerja, seperti mudah lelah hingga merasa cemas dan stres karena harus mengatur urusan pekerjaan maupun rumah.
Menurut Pakar Produktivitas Google, Laura Mae Martin dalam konferensi virtual bersama Google, Kamis, terdapat pola pikir dimana pekerja biasanya menganggap bahwa menjadi produktif sama dengan bekerja sepanjang waktu.
"Definisi produktif saat WFH, banyak orang berpikir bagaimana mereka menjalani hari mereka dengan melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya tanpa istirahat," kata Laura.
Baca juga: Apakah WFH dorong produktivitas karyawan? Ini kata Google
Baca juga: Mengapa ingin banyak "ngemil" selama WFH?
Jam kerja yang terkadang menjadi tidak menentu karena waktu kerja yang semakin "abu-abu" saat dilakukan di rumah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola pikir tersebut.
"Bekerja secara irregular (tidak teratur) membuat orang-orang tidak tahu kapan mereka harus selesai dan memulai pekerjaan, dimana untuk periode yang panjang, mungkin menjadi tidak efektif," jelas dia.
Salah satu cara membuat energi tersalurkan secara efektif ketika bekerja dari rumah, adalah dengan mengadopsi beberapa kebiasaan lama.
"Mengadopsi mentalitas seperti untuk tidak harus online sepanjang waktu juga hal yang baik, pun dengan adanya rapat-rapat yang dilakukan dalam 1-2 hari saja tiap minggu, alih-alih harus rapat setiap hari," kata Laura.
"Ada batas tertentu untuk itu, dan yang terpenting adalah bagaimana kita menemukan keseimbangan tersebut dan sticking to it," lanjut ibu dengan anak perempuan itu.
Baca juga: Karyawan Facebook diizinkan WFH sampai akhir tahun
Baca juga: Twitter izinkan karyawan WFH selamanya
Lebih lanjut, wanita yang telah 10 tahun berkarir di Google itu mengatakan bahwa merasa letih dan tidak bersemangat bekerja selama WFH adalah hal yang cukup wajar.
Cara termudah, menurut dia, adalah bagaimana memanfaatkan rasa malas tersebut untuk melakukan sesuatu yang sifatnya tidak terlalu penting terlebih dahulu, dan berpikir sederhana untuk melakukan pekerjaan yang ada.
"Selain itu, membuat kebiasaan baru, juga akan membentuk pikiran bagaimana kita bisa memanfaatkan hal tersebut di tengah situasi ini," ujar Laura yang tengah berada di North Calorina, Amerika Serikat itu.
Baca juga: Google restui karyawan kerja di rumah sampai akhir tahun
Baca juga: Tips sederhana tingkatkan produktivitas saat WFH
Baca juga: Tips aman selama WFH, pastikan pakai software legal
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020