Tasikmalaya (ANTARA News) - Orang sunda maupun orang yang bergelut di kebudayaan dan kesenian sunda dinilai sulit untuk mendapatkan rujukan tentang kesundaan.

Pernyataan tersebut diungkapan oleh budayawan juga seniman serta salah satu personel kelompok musik "Bimbo", Acil Bimbo saat menggelar diskusi bersama dengan seniman dan budayawan sunda di gedung kesenian, Kota Tasikmalaya, Jabar, Selasa.

Menurutnya, bagi calon pemimpin dari kalangan orang sunda sulit mendapatkan rujukan tentang sejarah maupun budaya tentang kesundaan.

"Sampai kini, hanya beberapa saja buku sejarah yang membahas tentang kebudayaan sunda," katanya.

Dijelaskannya permasalahan tersebut karena orang sunda sendiri lebih cenderung memegang budaya lisan dibandingkan budaya tulis sehingga kurang menyimpan banyak rujukan yang membahas kesundaan.

Selain itu kata Acil orang sunda dinilai kurang giat membaca sehingga sulit masyarakat sunda mengikuti kemajuan jaman yang sekarang ini semakin terus menunjukan perkembangan.

Dicontohkannya, rujukan tentang kesundaan seperti pembahasan sejarah dan asal usul Tasikmalaya sangat kurang dan sulit untuk dicari serta dibaca untuk umum.

"Coba sekarang telusuri pembahasan tentang sejarah Tasikmalaya, kita akan begitu kesulitan mencari informasi tersebut secara tertulis," katanya.

Diterangkannya masalah tersebut harus ditanggapi serius agar menjadi referensi dan bagi masyarakat sunda bisa dipakai sebagai rujukan.

Acil menyatakan bahwa peran media massa yang diyakini mampu dalam mengembangkan dan melestarikan budaya dinilai kurang membantu terhadap pemunculan budaya daerah dalam setiap penayangannya.

"Di televisi saja saya rasa belum ada yang cenderung membahas budaya daerah termasuk sunda, yang katanya nilai jual tayangan kebudaayaan kurang diminati," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009