Powell pada Rabu (13/5/2020) mengatakan krisis COVID-19 meningkatkan "kekhawatiran jangka panjang," memperingatkan bahwa resesi yang berkepanjangan dan pemulihan yang lemah dapat menyebabkan periode panjang pertumbuhan produktivitas yang rendah dan pendapatan yang stagnan.
Gubernur bank sentral itu mengatakan bahwa walaupun respons ekonomi telah "baik, tepat waktu dan cukup besar," itu mungkin bukan bab terakhir, mengingat bahwa jalan di depan keduanya "sangat tidak pasti" dan tunduk pada "risiko penurunan yang signifikan."
Ketua Fed juga menolak gagasan untuk menggunakan suku bunga negatif sebagai alat stimulatif, bahkan ketika ia mendengar nada suram tentang pertumbuhan ekonomi. Pemulihan ekonomi mungkin memakan waktu, tergantung pada kemajuan memerangi pandemi virus corona, katanya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,31 persen pada 100,2479. Indeks turun ke serendah 99,57 di awal sesi.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0815 dolar AS dari 1,0854 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2218 dolar AS dari 1,2280 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6440 dolar AS dari 0,6492 dolar AS.
Dolar AS dibeli 106,99 yen Jepang, lebih rendah dari 107,25 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9723 franc Swiss dari 0,9689 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,4108 dolar Kanada dari 1,4040 dolar Kanada.
Baca juga: Dolar AS jatuh jelang pidato ketua Federal Reserve AS
Baca juga: Dolar menguat terhadap mata uang utama, pasca-laporan pekerjaan di AS
Baca juga: Dolar jatuh akibat aksi ambil untung jelang data penggajian AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020