Jakarta (ANTARA) - Gelandang klub Persija Jakarta Rohit Chand menganggap DKI Jakarta sebagai rumah kedua setelah kampung halamannya, Nepal.
Dikutip dari laman resmi Persija di Jakarta, Kamis, hal nyaman itu yang membuat Rohit tidak ingin meninggalkan skuat berjuluk Macan Kemayoran.
"Saya jatuh cinta dengan Jakarta yang saya anggap sebagai rumah kedua. Saya mendapatkan semuanya di sini, terutama hal yang berhubungan dengan sepak bola. Ini sudah menjadi bagian dari hidup saya," kata pesepak bola berusia 28 tahun itu.
Baca juga: Makanan khas Indonesia masih jadi favorit Evan Dimas untuk berbuka
Baca juga: Sandi Sute: tak ada alasan khusus gonta-ganti nomor punggung
Rohit Chand sudah tujuh musim bermain untuk Persija Jakarta. Dia pertama kali merumput untuk Macan Kemayoran pada tahun 2013.
Hal itu membuat pria kelahiran Surkhet, Nepal tersebut menjadi pemain asing terlama yang pernah membela Persija.
Bagi Rohit, Persija sudah seperti keluarga. Dia tak pernah merasa tidak bahagia ketika sedang bersama tim. Padahal, bermain di klub besar seperti Persija tidak bisa dilepaskan dari tekanan.
"Setelah memutuskan keluar dari PSPS dan bergabung ke Persija tentu banyak pengalaman yang berbeda di sini. Salah satunya tekanan bermain. Namun saya sangat menikmatinya," kata pemain tim nasional Nepal tersebut.
Selain itu, faktor lain yang membuat Rohit betah di Persija adalah keberadaan suporter klub, The Jakmania, yang selalu total memberikan dukungan.
The Jakmania bahkan membuat Rohit mempertimbangkan untuk lebih lama mengenakan seragam Persija.
"Sejatinya saya mendapatkan banyak tawaran lain di luar. Akan tetapi, Persija selalu ada di hati dan pikiran saya. Apalagi The Jakmania terus mendukung dengan luar biasa. Mereka tetap ada baik saat tim sedang dalam tren baik maupun sebaliknya. Saya sangat respek kepada mereka," tutur pesepak bola yang turut membawa Persija juara Liga 1 Indonesia 2018 itu.
Baca juga: PSSI: seluruh klub Liga 1 minta LIB gelar RUPS luar biasa
Baca juga: Manajer: Ratu Tisha bergabung ke Perserang sebagai komisaris
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020