Jakarta, (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Dephut, Darori, menegaskan rencana pemindahan 10 ekor komodo dari Pulau Flores ke Bali murni untuk melindungi satwa langka itu dari kepunahan.
"Pemindahan komodo dari Flores ke Bali alasannya untuk pemurnian genetik, bukan yang lain," katanya di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan rencana ini juga merupakan tuntutan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebuah organisasi internasional untuk konservasi sumber daya alam yang mempersyaratkan sistem "studbook" (silsilah genetis) untuk setiap jenis satwa terlebih yang terancam punah.
"IUCN ini mempersyaratkan `studbook` pada komodo, kenapa dipilih yang ada di Flores karena habitat asli komodo itu bukan di Flores melainkan di Pulau Rinca dan Pulau Komodo sendiri yang merupakan kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Flores tak masuk kawasan TNK," ujarnya.
Menurut Darori, 17 ekor komodo di Flores sudah mulai memasuki pemukiman warga yang akan mengancam warga dan juga habitatnya.
"Komodo itu jenis kanibal kalau rantai makannya terputus mereka akan saling memakan, Dephut khawatir komodo di Flores akan punah secara alami, untuk itu juga kita akan lakukan konservasi eks situ lewat program breeding (pengembangbiakan) di Taman Safari Indonesia di Gianjar, Bali," jelas dia.
Ia mengharapkan partisipasi penuh TSI akan mampu menambah jumlah komodo dengan silsilah (studbook) yang jelas dalam kurun waktu lima tahun kedepan.
"Partisipasi penuh dari TSI, Dephut tak mengeluarkan biaya. Tapi kami yakin biaya ini akan sangat besar, untuk itulah Dephut akan membantu mempermudah proses konservasi ex situ ini," kata Darori.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009