Enggartiasto di Batu, Rabu mengatakan, pihaknya mengimbau kepada para pengusaha yang ada di Indonesia, untuk turut serta membantu penanganan dan menekan penyebaran virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China, itu.
"Bangsa ini memerlukan semua elemen untuk urun rembug, saling membantu. Karena tidak ada satu negarapun yang siap, sekaliber Amerika sekalipun tidak siap," katanya.
Para pengusaha yang berkecukupan di Indonesia, lanjut Enggartiasto, diharapkan bisa memberikan bantuan kepada rumah sakit serta masyarakat yang memerlukan alat pelindung diri (APD) untuk menekan penyebaran COVID-19.
Secara keseluruhan, lanjut Enggartiasto, bantuan yang disalurkan dari Yayasan Sahati bersama dengan Alek Sumadi, dan Then Herry Yulianto, berupa 1,3 juta masker bedah, 300.000 masker KN-95, 40.000 alat pelindung wajah, 60.000 alat pelindung diri, 100.000 sarung tangan medis.
Enggartiasto menambahkan, bantuan tersebut, selain disalurkan ke Kota Batu, juga dikirimkan ke Jakarta, Bandung, Surabaya, Banyuwangi, Solo, Yogyakarta, dan Cirebon. Selain alat kesehatan, Yayasan Sahati juga menyiapkan 175.000 alat rapid test, dan 30 unit ventilator.
"Saya bersama Yayasan Sahati juga menyiapkan 175.000 unit alat rapid test dan 30 unit ventilator, yang disalurkan ke berbagai wilayah di Indonesia," kata Enggartiasto.
Untuk Kota Batu, bantuan yang diserahkan oleh perwakilan dari Manejemen éL Hotel Kartika Wijaya Batu Yuyun Widiastutik kepada Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko berupa 1.800 masker bedah, 100 unit alat uji cepat COVID-19, sarung tangan medis 200 unit, 61 APD, dan 20 pelindung muka.
Bantuan yang disalurkan oleh Yayasan Sahati tersebut, merupakan bantuan yang terkumpul dari para pelaku usaha, yakni Chandra Asri, PT Indonesia SEIA, PT Arcadia Shipping, dan Pakuwon Grup. Enggartiasto akan terus meminta para pelaku usaha tersebut untuk membantu penanganan COVID-19 di Indonesia.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan bahwa pihaknya menyampaikan terima kasih dan apresiasi terhadap adanya bantuan alat kesehatan dari para pelaku usaha tersebut.
"Bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi dinas kesehatan dan rumah sakit di Kota Batu. Semoga wabah COVID-19 segera berakhir agar semua dapat beraktivitas kembali, khususnya Kota Batu bisa hidup Kembali," katanya.
Dewanti menambahkan, sejauh ini, Pemerintah Kota Batu berupaya untuk terus menjaga kelangsungan ekonomi di Kota Apel tersebut, terutama di pasar rakyat. Rencananya, para pedagang yang berjualan akan diwajibkan untuk memakai alat pelindung diri.
"Selain itu, juga akan dilakukan rapid test secara berkala di pasar tradisional, sehingga ketersediaan sarung tangan panjang dan alat rapid test akan sangat membantu," kata Dewanti.
Di Malang Raya yang merupakan gabungan antara Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang, akan melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara efektif mulai Minggu, 17 Mei 2020.
Keputusan tersebut diambil setelah Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengajukan PSBB ke Kementerian Kesehatan pada awal pekan ini. Kementerian Kesehatan, pada Senin (11/5) menyetujui pemberlakuan PSBB di wilayah Malang Raya.
Di Malang Raya, terdapat 80 kasus positif COVID-19. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 26 orang dinyatakan sembuh, yang terbagi dari Kota Batu satu orang sembuh, Kota Malang sepuluh orang sembuh, dan Kabupaten Malang 15 orang sembuh.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020