Dolar menyusut menjadi 95,01 yen dalam perdagangan pagi di Tokyo dari 95,16 yen di New York pada akhir Senin. Euro jatuh menjadi 1,4233 dolar dari 1,4238 dolar dan menjadi 135,23 yen dari 135,50 yen.
"Safe-haven" (tempat berlindung yang aman) yen naik tipis, karena harga saham Jepang turun pada perdagangan sesi pagi, setelah sembilan hari berturut-turut naik, kata dealer.
Pasar terlihat beralihan jelang sebuah hasil sebuah survei konsumen AS yang akan dipublikasikan paling lambat pada Selasa, yang diperkirakan memperlihatkan sentimen sedikit buruk pada Juni.
"Rally pasar saham dan sinyal dari pemulihan ekonomi global mungkin tidak cukup untuk menutup tingginya harga gas dan pasar kerja yang sedang melemah," Jan Lambregts, kepala riset pada Rabobank International di Hong Kong memperingtatkan.
Harapan pemulihan ekonomi AS pada Senin mendapat dukungan dari data yang menunjukkan penjualan rumah baru di AS pada Juni naik 11 persen.
"Pasar perumahan jelas telah menemukan sebuah posisi terbawahnya dan penjualan rumah baru sekarang telah membaik untuk tiga bulan berturut-turut," kata Lambregts.
Para investor juga melihat kedepan terhadap sebuah survey dari S&P Case Schiller tentang harga rumah yang akan diumumkan hari ini, termasuk survei Beige Book tentang kondisi ekonomi dari Federal Reserve yang akan dikeluarkan pada Rabu.
Membaiknya sentimen pasar akan mendukung mata uang berisiko seperti real Brasil, lira Turki dan dolar Australia serta Selandia Baru, tulis para analis Standard Chartered dalam sebuah catatan risetnya.
"Sementara mata uang, seperti yen Jepang dan dolar AS kemungkinan akan berada di bawah tekanan," prediksi mereka, demikian dikutip dari AFP.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009