"Mereka ini masih `suspect` (diduga). Untuk memastikan, mereka positif flu babi atau tidak, kami menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, Selasa (28/7) besok," kata Direktur RSUD Haji Surabaya, dr. Sukamto, Sp.O.G.
Menurut dia, sebelum masuk rumah sakit yang berlokasi di sekitar Asrama Haji Sukolilo, Surabaya itu, para santri di pondok pesantren asuhan K.H. Asrori tersebut mengikuti serangkaian acara haul, Sabtu (25/7) hingga Ahad (26/7) malam.
Kegiatan haul itu dihadiri sekitar 200 orang dari Singapura dan Malaysia. Setelah acara selesai, sebagian santri mengalami demam dan suhu badan terasa panas.
Sesuai standar penanganan wabah flu babi, lanjut Sukamto, seseorang yang panas badannya di atas 38 derajat Celsius harus dirawat di rumah sakit. Kurang dari 38 derajat Celsius disarankan rawat jalan.
"Dilatarbelakangi kekhawatiran adanya orang asing dalam acara itu, maka 63 santri pondok tersebut diharuskan menginap," katanya.
Menurut dia, dalam perkembangan selanjutnya, sebagian santri itu sudah ada yang panas tubuhnya menurun. "Tapi mereka tidak mau kembali ke pondoknya karena khawatir menular ke santri lainnya," katanya.
Pihak RSUD Haji Surabaya telah mengirimkan sampel darah tujuh santri yang dipilih secara acak itu ke RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Sementara itu, sejumlah pengelola rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta di Jawa Timur, menggelar pertemuan tertutup di RSUD dr. Soetomo untuk membahas masalah penanganan wabah flu babi yang semakin hari semakin meluas.
Sayangnya hingga penjelasan usai tidak ada penjelasan dari pihak rumah sakit mengenai hasil pertemuan yang berlangsung tertutup itu.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009