"Dua warga negara China itu diamankan polisi di Hotel Wiko Ria kamar 404 TBK, masing-masing bernama Sherina (22) dan Maryam (23)," kata Kapolres Karimun, AKBP Djoko Rudi, di Mapolres Karimun.
Djoko mengatakan, saat diperiksa keduanya tidak mengantongi paspor yang seharusnya mereka bawa saat berada di wilayah negara Republik Indonesia.
"Mereka mengaku paspornya dipegang agen kapal yang membawanya ke sini," ujarnya.
Dikatakannya, sampai saat ini pihaknya belum dapat menghubungi pihak agen kapal yang memegang paspor keduanya untuk mengecek keterangan yang bersangkutan saat diperiksa di Sat-Intelkam Polres Karimun.
"Apapun alasannya mereka harus membawa identitas diri saat berada di wilayah Indonesia. Terkait hal itu kami akan berkoordinasi dengan pihak imigrasi terhadap pelanggaran yang dilakukannya," terangnya.
Djoko Rudi mengatakan, razia tersebut merupakan rangkaian kegiatan mengantisipasi pelarian teroris pascaledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta, Jumat (17/7) lalu.
"Sasaran kami memang puluhan hotel dan wisma kelas menengah dengan mengecek identitas para tamu mencegah kemungkinan kaburnya pelaku teror bom Jakarta," katanya.
Di tempat yang sama, Nick Lee Bin Moh Alwi (34), seorang warga negara Malaysia mengaku sengaja membawa dua warga Malaysia itu ke TBK untuk kunjungan wisatawan.
"Salah satunya (Sherina) adalah tunangan saya, sedangkan Maryam saudaranya. Kami sudah seminggu menginap di sana," kata Nick.
Nick mengaku tunangan dan saudaranya itu memang warga negara China, namun sudah lama menetap di Malaysia. "Saya kenal dia sudah dua tahun," kata dia.
Dua WN China tanpa identitas itu sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia atau Inggris, sehingga polisi terpaksa meminta bantuan Nick untuk memeriksa keduanya.
Turut Terjaring
Kapolres Djoko Rudi juga mengatakan, razia tersebut turut menjaring 13 pasangan tanpa nikah serta 17 orang tanpa identitas, salah satunya warga negara Singapura, Lim Kwee Thye (70) yang diamankan bersama pasangannya, An, di kamar 208, Hotel Artha TBK.
Kebanyakan yang terjaring adalah wanita penjaja seks komersial yang diamankan bersama pasangannya, meski ada beberapa orang yang hanya tamu biasa.
Dalam kegiatan itu, polisi juga menjaring seorang siswi SMA di salah satu wisma yang mengaku hanya mengunjungi temannya di salah satu kamar wisma itu.
"Razia ini bertujuan untuk memastikan sejauh mana peran aktif pihak hotel dalam mendata identitas para tamunya untuk mencegah masuknya teroris," ucapnya.
Razia tersebut digelar secara serentak di belasan hotel dan wisma serta penginapan sejak pukul 23:00 hingga 00:30 WIB dinihari.
Pasangan tanpa nikah dan tanpa identitas itu kemudian digiring ke Mapolres Karimun untuk didata.
"Sesuai perintah dari Mabes Polri, razia itu akan kami gelar 3 kali dalam seminggu secara rutin," ucapnya.
Dia menambahkan, kegiatan itu diadakan secara intensif dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada mengingat Karimun tidak tertutup kemungkinan jadi pelarian teroris karena posisinya yang berada di perbatasan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009