Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan menggelar gerakan doa serentak bersama yang rencananya akan digelar 14 Mei 2020 pukul 12.30 hingga 13.00 WIB demi memohon kepada Sang Pencipta agar pandemi COVID-19 segera dihilangkan.

"Doa bersama ini dilaksanakan di tempat masing-masing sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut. Semoga doa kita dikabulkan oleh Allah SWT, karena hanya Tuhan yang dapat menghentikan pandemi ini, dengan doa bersama di mana pun kita berada," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Sumut Aris Yudhariansyah, di Medan, Rabu.

Doa tersebut dilakukan lantaran angka kasus positif di Sumut yang terus meningkat.

Baca juga: Kominfo: Masyarakat sudah mulai paham kondisi pademi COVID-19

Aris memaparkan data terkini orang terpapar COVID-19 sebanyak 155 orang pasien dalam pengawasan (PDP) tengah dirawat di RS dan 198 orang dinyatakan positif COVID-19, sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 24 orang.

Gerakan doa bersama tersebut tertuang di dalam Surat Edaran Gubernur Sumut Nomor 440/3859/2020 tertanggal 8 Mei 2020 terkait dengan pelaksanaan doa bersama secara serentak menghadapi wabah COVID-19.

Surat edaran juga sudah disebar kepada seluruh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Bupati/Walikota se Sumut, Kakanwil Agama Sumut, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda, praktisi dunia pendidikan/madrasah, pimpinan lembaga pemerintah/non pemerintah serta seluruh masyarakat Sumut.

Pelaksanaan doa bersama ini diharapkan dilakukan dengan mempedomani tanggal dan waktu pelaksanaan.

"Dilaksanakan di tempat masing-masing sesuai dengan agama yang dianut, sehingga pelaksanaan doa bersama secara serentak ini tidak dilakukan dengan berkumpul dan membuat keramaian," katanya.

Baca juga: Mensos akui data penerima bansos masih tumpang tindih

Selain doa, Aris tetap menekankan bahwa protokol kesehatan harus dijalankan oleh masyarakat. Masyarakat tetap harus mengenali karakteristik virus tersebut.

Dikatakannya virus tersebut menyerang sepanjang saluran pernafasan, mulai dari rongga hidung, mulut kemudian ke paru-paru sampai ke gelembung anatomi di paru-paru.

Virus kemudian tumbuh dan menjadi banyak di sepanjang dinding saluran pernafasan. Lantas orang yang terpapar pada saat batuk dan bersin, maka percikan dahak yang berasal dari dinding saluran pernafasan akan ke luar dan bisa menulari orang lain yang terkena percikan.

"Oleh sebab itu, mencuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker adalah kunci memutus rantai penularan tersebut. Ketiga hal tersebut yang harus menjadi dasar bagi kita untuk mengendalikan dan memutus rantai penularan," katanya.

Baca juga: Presiden minta warga yang belum terdaftar terima bansos untuk lapor
Baca juga: Presiden nilai penyerahan bantuan tunai di Bogor berjalan baik
Baca juga: Tiga PDP Kapuas meninggal satu di antaranya positif COVID-19

Pewarta: Juraidi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020