Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), rebound dari kerugian dua hari sebelumnya, di tengah ekspektasi lebih banyak stimulus dari Federal Reserve AS untuk mendukung ekonomi yang terpukul pembatasan virus corona, sementara pelemahan dolar AS juga memberikan dukungan lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik 8,8 dolar AS atau 0,52 persen, menjadi ditutup pada 1.706,8 dolar AS per ounce.

Emas berjangka jatuh 15,9 dolar AS atau 0,93 persen menjadi 1.698 dolar AS per ounce pada Senin (11/5/2020), setelah terpangkas 11,9 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.713,90 dolar AS per ounce pada Jumat (8/5/2020).

"The Fed akan mulai membeli reksa dana obligasi yang diperdagangkan di bursa efek (ETF) untuk pertama kalinya. Ini besar ... ini lebih banyak stimulus datang ke meja dan semua orang tahu ketika ada lebih banyak stimulus, Anda ingin memiliki lebih banyak emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di US Global Investors.

Bank sentral AS akan mulai membeli saham ETF yang berinvestasi dalam obligasi pada Selasa (12/5/2020) melalui Fasilitas Kredit Korporasi Pasar Sekunder.

Fasilitas ini adalah salah satu dari beberapa alat yang baru-baru ini dibuat oleh The Fed untuk meningkatkan fungsi pasar setelah pandemi.

"Emas selama satu setengah bulan terakhir telah diperdagangkan dalam kisaran sempit," kata Matousek. Ia menambahkan, "salah satu hal positif yang dapat mendorong emas adalah akan lebih banyak stimulus di seluruh dunia."

Presiden AS Donald Trump pada Selasa (12/5/2020) kembali mendorong The Fed untuk mengadopsi suku bunga negatif, bahkan ketika beberapa anggota bank sentral mengatakan mereka tidak melihat perlunya suku bunga - sekarang mendekati nol - untuk pindah ke wilayah negatif.

Emas telah meningkat lebih dari 12 persen sepanjang tahun ini karena bank-bank sentral global mengeluarkan gelombang stimulus untuk membatasi kerusakan ekonomi.

Emas cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus luas karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Indeks dolar, juga dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa-masa yang tidak pasti, turun 0,3 persen setelah sebelumnya mencapai tertinggi dua minggu.

Ketakutan yang semakin besar akan gelombang kedua infeksi juga mendukung emas ketika kota Wuhan di China, tempat pandemi itu berasal, melaporkan kasus baru sejak pengunciannya dicabut.

Pasar juga terus memantau hubungan perdagangan China-AS, setelah Trump mengatakan dia tidak tertarik untuk menegosiasikan kembali kesepakatan "Fase 1".

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 2,9 sen atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 15,709 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 3,9 dolar AS atau 0,5 persen menjadi menetap pada 777,4 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas jatuh, investor lirik aset berisiko saat ekonomi AS dibuka
Baca juga: Emas turun, investor pilih dolar terkait kekhawatiran gelombang kedua
Baca juga: Emas melonjak 37 dolar, data pekerjaan picu kekhawatiran perlambatan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020