Mamuju (ANTARA News) - Sekitar 20 orang oknum polisi di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat melakukan penganiayaan terhadap dua orang warga di Jalan Pattimura Mamuju, masing-masing Yusuf dan Jumain.
Korban penganiayaan oknum polisi yang juga seorang PNS di lingkup Pemerintah Kabupaten Mamuju, Yusuf mengaku telah dianiaya sekelompok polisi di depan rumahnya di jalan Pattimura, sekitar pukul 01,00 wita, di Mamuju, Minggu.
Ia mengatakan, saat itu ia sedang bermain domino bersama dengan tetangganya di Jalan Pattimura, namun sekelompok polisi yang berpakaian preman datang dan melakukan pengeroyokan terhadap dirinya tanpa diketahui penyebabnya.
"Saya tidak tahu masalah, saat itu saya hanya main domino, tiba-tiba kepala saya dipukuli oleh para polisi yang datang dengan bersenjata lengkap," ujarnya kepada wartawan setelah dirinya dianiaya.
Menurut dia, bukan hanya dirinya yang dipukul tetapi salah seorang warga lainnya yakni Jumain juga dipukuli tanpa diketahui penyebabnya.
"Bukan hanya saya yang dipukul, Jumain tetangga sebelah saya yang juga ada di situ juga mengalami pengeoroyokan, dia ditendang dan dipukuli hingga kepalanya berdarah, Saya tidak bisa terima ini," ujarnya.
Ia mengatakan, polisi tidak profesional dan salah sasaran sehingga Jumain harus di rawat di rumah sakit karena luka yang dialaminya cukup parah.
Jumain yang ditemui di rumahnya mengaku trauma dengan tindakan brutal sekelompok oknum polisi tersebut yang mengeroyok dirinya tanpa mengetahui penyebabnya.
Akibat pengeroyokan yang dilakukan oknum polisi tersebut, Yusuf yang tidak bisa menerima perlakuan kasar itu melaporkan kejadian yang dialaminya ke kantor Polres Mamuju.
Sementara itu, salah seorang oknum polisi anggota patroli bermotor (Patmor) Polres Mamuju yang diduga menjadi pemicu terjadinya tindakan pengeroyokan tersebut, Fad mengaku, pengeroyokan yang dilakukan rekannya di jalan Pattimura sebagai bentuk solidaritas.
Ia mengaku, dirinya sebelumnya juga telah dianiaya oleh sekelompok warga di jalan Pattimura yang menyebabkan tangannya terluka akibat dilempar senjata tajam berupa parang panjang.
"Saya dilempar parang oleh warga yang saat itu terlibat cekcok dengan saya karena bersenggolan motor, di jalan Pattimura," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, rekannya yang lain datang untuk mengamankan pelaku, namun terjadi kesalapahaman mengakibatkan terjadinya insiden yang menimpa warga itu.
Kabag Ops Polres Mamuju, Yayat Ruhiyat yang dimintai tanggapannya atas peristiwa itu mengatakan, tindakan pemukulan oknum polisi terhadap warga hanyala merupakan kesalapahaman.
"Tidak apa-apa, insiden itu hanya kesalapahaman saja, semuanya sudah kami selesaikan," ujarnya. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009