Baghdad (ANTARA News/AFP) - Sejumlah orang bersenjata membunuh empat penjaga keamanan dan melukai lima orang dalam perampokan yang gagal di sebuah tempat penukaran uang di Baghdad pusat, Minggu, kata polisi.

Orang-orang bersenjata itu menggunakan senjata dengan peredam suara dalam serangan tersebut, yang terjadi pada siang hari (pukul 16.00 WIB) di daerah al-Wahda, kata seorang polisi yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Penembakan itu terjadi kurang sebulan setelah pasukan AS ditarik dari pusat-pusat perkotaan sesuai dengan perjanjian keamanan antara Baghdad dan Washington yang menetapkan penarikan penuh pasukan Amerika dari Irak pada akhir 2011.

Kekerasan menurun secara berarti di Irak dalam beberapa bulan ini, namun serangan-serangan meningkat menjelang penarikan militer AS, dan 437 orang Irak tewas pada Juni -- jumlah kematian tertinggi dalam kurun waktu 11 bulan.

Perdana Menteri Nuri al-Maliki memperingatkan pada Juni bahwa gerilyawan dan milisi mungkin meningkatkan serangan mereka dalam upaya merongrong kepercayaan masyarakat pada pasukan keamanan Irak.

Sejumlah serangan bom besar dilancarkan sejak itu, dan yang paling mematikan adalah serangan bom truk pada 20 Juni di dekat kota wilayah utara, Kirkuk, yang menewaskan 72 orang dan mencederai lebih dari 200 lain dalam serangan paling mematikan dalam 16 bulan.

Serangan bom pada 24 Juni di sebuah pasar di distrik Syiah Kota Sadr di Baghdad timurlaut juga merupakan salah satu yang paling mematikan pada tahun ini, yang menewaskan sedikitnya 62 orang dan mencederai sekitar 150.

Namun, Maliki dan para pejabat tinggi pemerintah menekankan bahwa 750.000 prajurit dan polisi Irak bisa membela negara dari serangan-serangan yang dituduhkan pada gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaeda dan kekuatan yang setia pada almarhum presiden terguling Saddam Hussein.

Hanya sejumlah kecil pasukan AS yang menjadi pelatih dan penasihat akan tetap berada di daerah-daerah perkotaan, dan sebagian besar pasukan Amerika di Irak, yang menurut Pentagon berjumlah 131.000, ditempatkan di penjuru lain.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009