Teheran (ANTARA News/AFP) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memecat empat menteri hanya beberapa hari sebelum mengumumkan jajaran baru kabinetnya, kata beberapa kantor berita setempat pada Minggu.
Yang dipecat itu adalah Menteri Kebudayaan dan Panduan Keislaman Mohammad-Hossein Saffar-Harandi, Menteri urusan Buruh dan Masyarakat Mohammad Jahromi, Menteri Kesehatan Kamran Baqeri Lankarani, dan Menteri Intelijen Gholam Hossein Mohseni Ejei, kata kantor berita tersebut.
Esfandiar Rahim Mashaie, pembantu bermasalah Ahmadinejad, melepaskan jabatannya sebagai Wakil I Presiden Iran, kata kantor berita Fars pada ahir pekan lalu.
"Menyusul perintah pemimpin kerohanian, saya tak menganggap diri saya sebagai wakil I presiden, tapi akan mengabdi bagi rakyat tercinta kami dalam keadaan apa pun," kata Rahim Mashaie sebagaimana dikutip Fars.
Rahim Mashaie mundur setelah Pemimpin Kerohanian Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang putusan ahir dalam semua masalah negara, dilaporkan memerintahkan pemecatan Rahim Mashaie setelah muncul penentangan kuat dari tokoh garis keras di negeri tersebut.
Khamenei menyatakan pengangkatan Rahim Mashaie, yang menyulut pertikaian pada tahun lalu, karena mengatakan Iran adalah teman rakyat Israel, bertentangan dengan kepentingan bangsa dan merupakan pukulan terhadap pendukung presiden itu.
"Pengangkatan Rahim Mashaie sebagai wakil presiden bertentangan dengan kepentingan terbaik Anda dan kepentingan pemerintah dan akan mengkibatkan perpecahan serta kekecewaan di kalangan pendukung Anda," kata Khamenei dalam suratnya mengenai pengangkatan bermasalah tersebut sebagaimana dikutip stasiun televisi resmi pada ahir pekan lalu.
"Pengangkatan itu perlu dibatalkan," katanya sebagaimana dikutip stasiun televisi tersebut.
Tindakan Ahmadinejad mengangkat Rahim Mashaie sebagai Wakil Pertama pada pekan lalu menyulut penentangan di Iran, bahkan di kalangan pendukung garis keras presiden Iran itu.
Khamenei pada Sabtu menyeru berbagai kelompok di negara itu mengesampingkan perbedaan dan bekerja sama demi kemajuan negara.
"Permasalahan beberapa hari terahir seharusnya tidak menjadi alasan untuk perbedaan," kata Khamenei dalam pidatonya di televisi negara, yang ditayangkan menjelang perayaan hari ulang tahun Imam Hossein pada Minggu.
"Kalian semua seharusnya bekerja sama dengan semangat persaudaraan demi kemajuan negara. Tidak seorang pun menuduh sesamanya tanpa alasan. Kita harus adil dalam memperlakukan sesama. Kita harus mengesampingkan perbedaan pendapat," katanya.
Keterpilihan kembali Ahmadinejad sebagai presiden mengguncang Iran dengan penolakan sejumlah kelompok lawan untuk mengakui kemenangannya.
Unjukrasa besar setelah Ahmadinejad terpilih kembali mengguncang republik Islam itu.
Pemimpin lawan Iran pada Sabtu menyeru pemimpin agama negeri itu menghentikan penyebaran "tekanan" oleh pihak berwenang di negara tersebut di tengah penanganan keras pelaku unjukrasa pemilihan umum pada Juni lalu.
"Kami ingin Anda, pemimpin tinggi agama, mengingatkan pihak berwenang akan hasil menyakitkan akibat mengabaikan hukum dan mencegah mereka menyebarkan tekanan di republik Islam ini," kata pernyataan, yang ditandatangani bersama oleh Mir Hossein Mousavi, Mehdi Karroubi dan mantan Presiden Mohammad Khatami.
Pernyataan itu ditayangkan di laman Mousavi, Ghalamnews, dan laman partai politik Karroubi, Etemad Melli.
Mousavi dan Karroubi menolak keterpilihan kembali presiden Mahmoud Ahmadinejad pada pemilihan umum pada Juni lalu dan menyebut itu sebagai hasil dari kecurangan besar.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009