Makassar (ANTARA News) - Polda Sulselbar memastikan jika penangkapan Mustofa Akbar alias Taufan Haji (45), pria yang disangka mirip teroris Noordin M Top, di Makassar, Sulawesi Selatan, tidak ada kaitannya dengan Teroris.
Melalui Kepala Bidang (kabid) Humas Polisi Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar). Komisaris Besar Polisi Hary Subiansuari, di Makassar, Minggu siang, mengungkapkan, penangkapan Mustofa yang disangka teroris Noordin M Top, di Makassar, jangan disangkut-pautkan dengan tindakan Teroris dan penangkapannya adalah tindakan kriminal murni.
"Penangkapan dia tidak bisa dikaitkan dengan teroris begitu saja. Penangkapannya karena Kriminal, " tampiknya
Dia menuturkan jika penangkapan di kontrakannya di Jalan Pengayoman Makassar, Sabtu (25/7) dini hari, dianggap mirip dengan gembong teroris Indonesia, Nurdin M Top ini tidak begitu saja dikaitkan dengan kasus teror yang ada di Indonesia maupun buronan Nurdin M Top.
Namun, dia juga menjelaskan jika pria bertubuh gemuk, berjanggut dengan tinggi badan sekitar 156 cm saat ini telah ditangani oleh Detasemen Khusus Antiteror Polri (Densus) 88 di Polda Sulselbar. "Untuk menyelidiki apakah ada keterkaitannya dengan teroris, " ungkapnya
Saat ini, pihak kepolisian di provinsi ini masih melakukan penyelidikan keterkaitannya dengan temuan barang bawaan pria kelahiran Magetan, 02 September 1961, berupa kartu tanda penduduk (KTP) sebanyak lima lembar dengan tempat kelahiran berbeda-beda, yakni Magetan, Surabaya, Sumenep, Trenggalek, Jawa Timur, serta Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah.
Selain itu, ditemukan dua buah paspor dengan berbeda identitas dan beberapa kartu kredit yang berjumlah 20 lembar. Yakni, satu lembar kartu kredit Bank Permata, tiga lembar kartu kredit Bank Internasional Indonesia (BII), lima lembar kartu kredit Bank Lippo, dua lembar kartu kredit Bank Central Asia (BCA).
Juga disita 10 kartu anjungan tunia mandiri (ATM), antara lain Bank Mandiri tiga lembar, ATM Bank Lippo satu lembar dan ATM Bank BCA juga satu lembar.
Dari tangannya juga diamankan satu unit laptop, memori card, flash disk, satu lembar peta Makassar, tiga buah telepon seluler.
"Jadi penyelidiki ini murni kasus kriminal. Kami memeriksa seputar kepemilikan beberapa KTP, Paspor, Kartu Kredit dan lain-lainnya terhadap aktivitasnya yang selalu di Masjid dan Warnet, " bebernya
Hery juga menjelaskan bahwa pihak Polda Sulselbar sedang melakukan langkah antisipasi dan telah melakukan koordinasi dengan Markas Besar (Mabes) Polisi Republik Indonesia (Polri) di Jakarta dan Polda-Polda yang ada hubungannya dengan penangkapan Mustofa.
"Kami telah melakukan langkah antisipasi dan berkoordinasi dengan Mabes Polri dan seluruh Polda-polda yang ada kaitaanya dengan pelaku, " tuturnya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009