Melalui akun Instagram @aiman_cahyadi, peraih medali emas SEA Games Filipina 2019 ini menceritakan caranya untuk menjaga stamina adalah dengan mengubah pola latihan dan asupan karbohidrat.
"Defisit karbo ada, tapi tetap makan nasi atau bisa ganti dengan spageti. Sedangkan untuk latihannya di bulan puasa ini waktunya dipersingkat tapi beban latihannya diperberat. Beda dengan hari biasa, waktunya latihannya lebih lama tapi porsinya ringan," kata Aiman menjelaskan.
Selain itu, pebalap besutan PGN Road Cycling Team (PRCT) ini juga menjelaskan bahwa untuk menjadi pebalap sepeda tidak membutuhkan batasan berat badan tertentu.
Menurutnya, dalam balap sepeda tidak ada pembagian kelas berdasarkan berat badan karena proses balapan hanya sebatas melintasi medan menanjak, datar, atau sprint. Oleh karenanya pebalap sepeda lebih dituntut untuk memiliki ketahanan stamina yang baik dan tidak diharuskan memiliki postur tubuh besar.
"Apalagi kalau seperti saya yang mainnya di 'endurance' (ketahanan), sulit untuk punya tubuh besar. Yang dibutuhkan ketahanan stamina, bukan badan yang besar," pungkas atlet berusia 26 tahun ini.
Baca juga: Pandemi corona tak surutkan Aiman Cahyadi untuk tetap balapan
Baca juga: Sports science jadi kunci Aiman Cahyadi rebut emas
Pada sesi diskusi virtual yang diikuti lebih dari 30 orang ini, Aiman juga menceritakan sejumlah harapan di tengah pandemi COVID-19 yang memaksanya rehat untuk sementara waktu.
Terkait dengan agenda balap virtual, Aiman berharap program kegiatan tersebut bisa segera dimatangkan, terutama pada aspek regulasi yang belum sempurna.
Mengingat balapan akan dilakukan pada media gim dan berbasis teknologi, maka perlu pranata peraturan dan pengawasan yang solid agar tidak terjadi kecurangan.
"Karena itu kan virtual, bisa saja ada yang pakai 'cheat' (curang) supaya menang. Makanya regulasinya harus matang, semoga itu bisa cepat terlaksana seperti Australia atau Thailand yang sudah mulai lebih dulu," pungkas Aiman.
Baca juga: Dunia balap sepeda terancam krisis ekonomi jika Tour de France batal
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020