"Saat ini, `RIM` sedang dalam proses mempersiapkan pembukaan fasilitas reparasi resmi di Indonesia," kata Ketua Komunitas Indosat Blackberry East Java Bali Nusra, Joegianto, di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, tiga kota besar yang ditunjuk "RIM" di antaranya Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Pemilihan tiga kota besar ini karena ketiganya memiliki potensi pasar yang tinggi, daripada pasar di daerah lain di Indonesia.
"Apalagi, permintaan Blackberry di ketiganya semakin tumbuh pascalarangan pemerintah," ujarnya.
Selama ini, jelas dia, sebenarnya produk Blackberry yang sudah dipasarkan secara internal di Indonesia tidak dilarang oleh pemerintah.
"Mereka hanya melarang produk yang akan masuk di Indonesia," katanya.
Senada dengan Joegianto, Head of East Java Bali Nusra Indosat, Mohammad Syamsulhadi Sucahyo, mengaku, tetap memasarkan produk ini, meskipun ada larangan perdagangan terkait unit pesawat Blackberry dari pemerintah.
"Dengan adanya larangan ini, justru banyak konsumen yang penasaran dan berdampak positif pada penjualan kami," katanya.
Bahkan, kata dia, larangan pemerintah tersebut semakin meningkatkan permintaan pasar terhadap produk itu. Akibatnya, pasokan Blackberry selama ini sulit memenuhi keinginan pasar.
"Di sisi lain, rencananya setelah `RIM` resmi dibuka di tiga kota tersebut mereka akan mendatangkan sejumlah produk terbarunya. Mereka bakal memasarkannya dengan harga sesuai segmentasi pasar yang dibidik," katanya.
Ia melanjutkan, "RIM" akan mengeluarkan produk khusus untuk kalangan menengah ke bawah, yakni sekitar Rp2,8 juta per unit. Pihaknya meyakini, pembukaan fasilitas reparasi ini akan memperluas kemampuan layanan purna jual RIM yang telah ada.
"Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk mendukung pertumbuhan penjualannya oleh mitra `RIM` di Indonesia," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009