"Anak saya sudah bertemu ibunya tetapi cuma sebentar, hanya lima menit dan langsung dibawa ke Pekanbaru," kata ayah dari bayi, Badrun (33), kepada ANTARA di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Jumat malam.
Badrun mengatakan pertemuan Nurhayati (23), sang ibu, dan anaknya itu terjadi di RSUD Puri Husada di Tembilahan, Inhil, pada Jumat siang setelah salat Jumat.
Pertemuan itu, ujarnya, berlangsung sangat singkat dan sang ibu juga belum sempat memeluk anaknya karena masih dalam kondisi lemah setelah menjalani operasi cesar.
"Istri saya juga tak sempat untuk memeluk anaknya, hanya bisa melihat saja," ujarnya.
Badrun mengatakan dirinya juga belum sekalipun menyentuh kulit anak semata wayangnya itu, meski berada dalam satu mobil ambulans
selama perjalanan sekitar enam jam dari Tembilahan ke Pekanbaru. Anak laki-laki itu sebenarnya sudah sangat diidamkan pasangan tersebut karena menjadi putra pertama sejak mereka menikah selama sembilan tahun.
"Selama dalam perjalanan, anak saya diletakkan di dalam kotak khusus," katanya.
Menurut pria yang berprofesi sebagai petani kelapa ini, dirinya dan seluruh keluarga hanya bisa pasrah menerima kondisi dan masa depan anaknya. Meski begitu, sebagai orang tua ia juga masih menyisakan sedikit harapan agar anaknya masih bisa hidup normal.
"Saya hanya bisa pasrah menerima kondisi anak saya. Tetapi saya masih berharap anak saya bisa diselamatkan," katanya.
Badrun bersama anak pertamanya itu tiba di RSUD Arifin Achmad sekitar pukul 20.00 WIB.
Bayi yang belum sempat diberi nama itu kini dirawat secara intensif dan diletakkan di sebuah kotak inkubator di sebuah ruangan khusus yang terpisah dari bayi lainnya di RSUD Pekanbaru.
Bayi malang tersebut anak dari pasangan Badrun dan Nurhayati, warga RT 3 Desa Belanta Raya, Kecamatan Gaung, dan dilahirkan dengan selamat di RSUD Tembilahan melalui operasi cesar pada Kamis malam (23/7) sekitar pukul 20.30 WIB.
Menurut Direktur Utama RSUD Puri Husada Tembilahan, Rasul Alim, kelahiran bayi berkepala dua ini merupakan kasus pertama terjadi di Inhil. Pada saat dilahirkan, kondisi bayi dalam keadaan sehat.
Bayi tersebut sebenarnya lahir dengan hanya satu badan, dua kaki, satu ginjal, satu jantung, satu paru-paru dan satu lubang anus. Saat lahir, bayi ini memiliki bobot 3.200 gram, dengan panjang 43 sentimeter.
Namun, Rasul Alim mengatakan bayi itu juga lahir dengan dua kepala, dua leher, dan dua tulang belakang. Selain itu, bayi malang itu juga memiliki tiga tangan. Satu tangan kecil yang tidak normal berada di antara dua leher sang bayi. Tangan kecil itu memiliki dua jari.
"Tampaknya kemungkinan operasi pemisahan kepala akan sulit dilakukan melihat kondisi si bayi," kata Rasul Alim ketika dihubungi ANTARA dari Pekanbaru.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009