Pasar mengkhawatirkan gelombang kedua kasus COVID-19 di negara yang melonggarkan lockdown

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi terkoreksi dipicu kekhawatiran pasar terhadap gelombang kedua COVID-19.

Pada pukul 9.55 WIB rupiah melemah 63 poin atau 0,42 persen menjadi Rp14.958 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.895 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan sentimen negatif terlihat masuk ke pasar keuangan pagi ini.

"Pasar mengkhawatirkan gelombang kedua kasus COVID-19 di negara yang melonggarkan lockdown," ujar Ariston.

Dari China pagi ini dilaporkan penambahan 15 kasus Orang Tanpa Gejala (OTG) dan satu kasus positif. Senin (11/5) kemarin China juga sudah melaporkan adanya tambahan lima kasus baru.

Baca juga: Dolar menguat ketika investor mengirim sinyal beragam tentang risiko

Negara lain seperti Korea Selatan dan Jerman juga melaporkan penambahan kasus positif pasca pelonggaran lockdown.

"Sentimen negatif ini bisa mendorong pelemahan aset berisiko," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah resisten Rp15.150 per dolar AS dengan potensi support Rp14.800 per dolar AS.

Pada Senin (11/5) lalu, rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.895 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.920 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 53 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020