Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi berhasil menembus angka Rp10.000 per dolar, karena aksi rupiah oleh pelaku pasar masih berlanjut.

"Berlanjutnya kenaikan rupiah itu sudah diperkirakan sebelumnya, sehingga menembus angka Rp10.000 per dolar," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp9.990-Rp10.000 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.028-Rp10.035 atau naik 38 poin.

Rully Nova mengatakan, kenaikan rupiah itu, karena pelaku pasar percaya bahwa Indonesia tetap merupakan pasar potensial untuk menginvestasikan dana yang dimiliki.

Kenaikan rupiah itu juga didukung oleh membaiknya harga komoditi di pasar ekspor dan masih tingginya tingkat bunga rupiah terhadap dolar, katanya.

Faktor utama yang mendorong aksi beli terhadap rupiah, menurut dia, karena pemilihan pilpres yang berjalan hanya satu putaran dan pasar regional yang terus membaik.

"Kami optimistis rupiah masih akan mendapat sentimen positif pasar, meski ada laporan bahwa negara-negara maju mengalami pembengkakan defisit anggaran," katanya.

Indonesia, lanjut dia, merupakan negara Asia ketiga setelah China dan India yang merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terus berkembang.

Karena itu pelaku pasar asing lebih optimistis untuk menempatkan dananya di Asia ketimbang di negara-negara maju terutama di Amerika Serikat, katanya.

Menurut Rully Nova, rupiah kemungkinan akan berada tak jauh dari kisaran Rp10.000 per dolar karena Bank Indonesia (BI) akan menjaga agar tidak melonjak lebih jauh. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009