Ditargetkan pada Juli 2020 program tersebut sudah mulai dilaksanakanPadang, (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tengah menyiapkan program pemulihan ekonomi pascapandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
"Saat ini, kami tengah melakukan kajian bersama Universitas Andalas untuk merumuskan program stimulus ekonomi yang tepat untuk Sumbar setelah pandemi berakhir," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Senin.
Baca juga: Gubernur Sumbar: kunci keberhasilan PSBB ada pada bupati/wali kota
Menurut dia, ditargetkan pada Juli 2020 program tersebut sudah mulai dilaksanakan dan saat ini masih dilakukan pendataan soal dampak ekonomi COVID-19.
"Ini sedang diformat bisa dalam bentuk bantuan modal atau pelatihan dan sedang dirumuskan yang terbaik," kata dia.
Sebelumnya, Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar berada pada kisaran dua persen pada tahun ini sebagai imbas wabah COVID-19.
"Kalau dalam kondisi normal ekonomi Sumbar mampu tumbuh lima persen, namun dengan adanya wabah COVID-19 turun menjadi dua persen," kata Kepala BI Perwakilan Sumbar Wahyu Purnama.
Menurut dia, angka dua persen itu dengan asumsi COVID-19 akan mereda pada Juni dan Juli 2020, namun jika terus berlanjut akan membuat ekonomi Sumbar kian turun.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata ada banyak sektor yang terdampak mulai dari transportasi, hotel, restoran, perdagangan hingga kuliner.
Selain itu, semua usaha kecil dan menengah yang terkait pariwisata juga terimbas dan tidak bisa beroperasi.
"Bahkan, ada pelaku UKM yang beralih usaha menjadi produsen APD agar tetap bisa bertahan," kata dia.
Ia menyampaikan hal ini tidak hanya menimpa Sumatera Barat melainkan semua daerah yang terdampak COVID-19 juga merasakan hal serupa.
"Apalagi, sejak diberlakukan pembatasan sosial berskala besar, kita berharap ini tidak berlangsung lama," kata dia.
Ia menyampaikan untuk memulihkan ekonomi Sumbar amat bergantung pada APBD dan anggaran pemerintah pusat yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi Sumbar masih ditopang oleh pengeluaran pemerintah dan konsumsi rumah tangga, jika keadaan sudah normal butuh waktu untuk menyesuaikan diri dalam segala sektor, ujarnya.
Baca juga: Sebelas pasien positif COVID-19 di Sumbar dinyatakan sembuh
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Sumbar 299 orang
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020