Mogadishu (ANTARA News/AFP) - Bentrokan baru antara milisi garis keras Shebab dan pasukan pemerintah Somalia yang didukung Uni Afrika menewaskan sedikitnya 15 warga sipil di ibukota negara itu, Mogadishu, kata sejumlah pejabat dan sumber medis, Kamis.

Lebih dari 50 warga sipil juga cedera selama pertempuran Rabu larut malam yang terjadi setelah serangan gerilya terhadap pasukan pemerintah dan penjaga perdamaian Uni Afrika (AU) di Mogadishu selatan.

"Sedikitnya 15 warga sipil tewas dan banyak orang terluka dalam pemboman," kata polisi Dahir Mohamed.

Sejumlah saksi mata mengatakan, mortir menghantam rumah mereka ketika mereka sedang bersiap-siap tidur.

Ali Muse, kepala pelayanan ambulan Mogadishu, mengatakan, mereka membawa 55 orang yang terluka dari berbagai daerah ke rumah-rumah sakit di ibukota yang porak-poranda akibat perang itu.

"Salah satu ambulan kami juga rusak selama operasi penyelamatan itu namun para pegawai untungnya selamat," katanya.

Pada Rabu, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyatakan bahwa seorang staf lokal Bulan Sabit Merah tewas dalam tembak-menembak di Mogadishu, sebuah insiden yang menggarisbawahi ancaman kematian di ibukota Somalia yang dilanda perang itu.

"Farah Aden Mo`allim sedang bepergian dengan sebuah kendaraan angkutan umum ketika ia terperangkap dalam tembak-menembak dan terkena peluru nyasar," kata ICRC dalam sebuah pernyataan.

"Ia tewas seketika sebelum sempat dibawa ke rumah sakit terdekat," katanya.

ICRC dan Bulan Sabit Merah Somalia, yang mengirim bela-sungkawa kepada keluarga korban, mengungkapkan kekhawatiran mengenai nasib warga sipil yang terperangkap dalam pertempuran dan mendesak kelompok-kelompok yang bertikai mematuhi hukum kemanusiaan internasional.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009