London (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik tipis pada Kamis, membalikkan penurunan awal perdagangan, karena pedagang mempertimbangkan susah hilangnya kekhawatiran tentang permintaan energi global, kata analis.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September naik 84 sen menjadi 68,05 dolar AS per barel.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk penyerahan September, naik 52 sen menjadi 65,92 dolar AS per barel.
"Pasar dijepit tingginya persediaan dan menurunnya permintaan lambat," ujar Andy Lebow, Senior Vice President untuk energi di MF Global, seperti dikutip oleh Dow Jones Newswires.
Penurunan stok minyak mentah di AS sesuai dengan perkiraan pasar, juga memberikan beberapa dukungan kepada harga dengan penurunan terlihat sebagai menyatakan permintaan di ekonomi Amerika telah naik.
Departmen Energi AS (DoE) mengatakan, persediaan minyak mentah Amerika merosot 1,8 juta barel pada minggu yang berakhir 17 Juli.
DoE menambahkan bahwa cadangan bensin AS meningkat sebesar 800.000 barel dan distilasi yang termasuk bahan bakar pemanas dan disel, naik 1,2 juta barel pada pekan lalu
"Minyak mentah berjangka telah naik selama seminggu, terdorong naik bersamaan dengan pasar komoditas lainnya di tengah meningkatnya sentimen ekonomi dan melemahnya dolar," kata analis Capital VTB Andrey Kryuchenkov.
"Penting untuk dicatat, meskipun, bahwa rally itu terutama didorong oleh sentimen: fundamental, sedikit telah berubah, dengan tetap mengkhawatirkan permintaan."
Minyak diperdagangkan bervariasai pada Rabu, karena kehati-hatian baru mendorong pedagang menempatkan rem di pasar dan mencerna berita tentang penurunan stok energi AS sesuai dengan prakiraan.
Investor juga terfokus pada komentar ketua Federal Reserve Ben Bernanke tentang resesi yang melanda ekonomi AS, kata analis.
Bernanke mengatakan kepada Kongres dalam kesaksian setengah-tahunannya pada Selasa dan Rabu bahwa ekonomi AS telah sembuh tetapi pemulihan itu masih rapuh.
Untuk saat ini, para investor fokus pada kenaikan porsi penilaian dari Bernanke dari ekonomi terbesar di dunia dan negara konsumen energi nomor satu, kata analis.
"Ketua Fed (Bernanke) mengatakan bahwa data baru-baru ini telah mendorong dan bahwa itu prematur untuk meningkatkan stimulus fiskal," kata Dariusz Kowalczyk, kepala strategi investasi perusahaan keuangan SJS Markets.
""Ini akan terus menenangkan penurunan keraguan pasar dalam teori `green shoot`." (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009