Jakarta (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) menjamin tak ada warganya yang menjadi teroris atau memiliki paham radikal layaknya para teroris.
Ketua Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Kamis, mengatakan, NU yang berpaham Islam moderat dan toleran ala Ahlussunnah wal Jamaah tak pernah mengajarkan pada kalangan nahdliyyin (warga NU) untuk bertindak kekerasan.
"Itu sudah prestasi luar biasa, NU bisa mengendalikan warganya agar tidak berpaham radikal. Hanya, masalahnya, tidak semua orang Indonesia adalah orang NU," katanya.
Ia juga menjamin tak ada pesantren NU yang mendidik santrinya menjadi teroris.
"Bisa dilihat mana ada lulusan pesantren NU, misal,
Lirboyo, Tebuireng, dan lain-lain, yang menjadi teroris. Masalahnya, tidak semua orang pernah menjadi santri di pesantren NU," katanya.
Karena itu, imbuhnya, tidak sepatutnya jika aksi terorisme yang marak belakangan ini dikaitkan dengan pesantren, terutama pesantren pada umumnya.
Dikatakannya, pesantren yang merupakan lembaga pendidikan agama yang khas Indonesia sudah ada sejak ratusan tahun silam dan selama itu pula tak pernah ada masalah dengan pesantren.
Meski demikian, ia tak menolak jika ada dugaan bahwa terdapat beberapa pesantren yang mengajarkan faham kekerasan dalam bentuk terorisme itu.
"Tapi, yang jelas, itu bukan pesantren NU," katanya. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009