Manfaat diremehkan

Aberdeen tampil sebagai tim yang tak diunggulkan dan Real Madrid disinyalir cenderung meremehkan lawannya itu, walhasil kubu Skotlandia itu memetik untung besar dari situasi tersebut.

Di kalangan penggemar sepak bola berkembang legenda bahwa Ferguson memberikan sebotol wiski kepada pelatih Real Madrid, Alfredo di Stefano, sebelum pertandingan final.

Hal itu boleh jadi perwujudan taktik untuk membuat lawan lengah, sesuatu yang diakui Ferguson dalam otobiografinya diajarkan oleh Jock Stein, pelatih yang sukses membawa Celtic juara Piala Champions 1967.

"Buat dia merasa penting. Seolah-olah kalian sudah gembira dengan hanya mencapai final," demikian Ferguson mengingat nasihat Stein sebagaimana dilansir Daily Mail 24 Mei 2009.

Padahal, Aberdeen seharusnya tak boleh diremehkan jika menilik rute mereka menuju final. Aberdeen mengawali langkah mereka di Piala Winners dengan mencukur Sion 7-0 di kandang sebelum melengkapinya lewat kemenangan 4-1 kala bertandang ke Swiss.

Setelah melewati Dinamo Tirana (Albania) dan Lech Poznan (Polandi) pada putaran pertama dan kedua, Aberdeen sudah menciptakan kejutan lain kala menyingkirkan Bayern Muenchen.

Ketika itu Bayern sudah punya reputasi sebagai salah satu tim elit Eropa, antara lain berupa rekam jejak juara triruntun Piala Champions 1974-1976 dan satu trofi Piala Winners 1967, dan Aberdeen sukses menahan imbang mereka tanpa gol kala bertandang ke Olympiastadion, Jerman.

"Ketika kami imbang 0-0 di sana, saya satu-satunya orang yang kesal sebab saya pikir kami butuh setidaknya gol tandang," kata Ferguson dilansir BBC 9 Mei 2013.

"Kami bermain sangat fantastis tapi sedikit sial. Dua peluang kami membentur tiang," ujarnya menambahkan.

Halaman selanjutnya: Kekhawatiran Ferguson sempat...

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020