Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis HeiTech Padu Berhad, Malaysia, Abdullah Ahmad mengatakan, pengeboman dua hotel di Jakarta tersebut tidak menyurutkan langkahnya untuk menanamkan modal di Indonesia.
"Dari pandangan bisnis, itu hanya small incident. Peristiwa yang tersendiri, tidak terjadi secara menyeluruh di Indonesia," katanya usai pertemuan dengan pimpinan Perum LKBN ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Kejadian tersebut, kata dia, tidak akan mengganggu aliran investasi.
Pemerintah Malaysia, lanjut dia, juga tidak mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) ke Indonesia. "Pemerintah kami mengungkapkan rasa simpati dan menyatakan perang melawan teror semacam itu," katanya.
Abdullah juga menyatakan keyakinannya bahwa investasi di Indonesia tidak akan terganggu akibat panasnya suhu politik selama masa pemilihan umum (Pemilu).
HeiTech Padu Berhad, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang informasi teknologi, menjalin kerja sama dengan Perum LKBN ANTARA untuk membangun pusat data bisnis berstandar internasional.
"Investasi kami pertama dengan ANTARA. Untuk ke depan, kami akan melihat peluang investasi lain," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf mengatakan, kerja sama dengan perusahaan Malaysia tersebut telah ditandatangani pada April 2009.
Kerja sama tersebut akan berjalan efektif selama tujuh tahun.
"Dalam kerja sama ini ANTARA menjadi partner lokal untuk membangun dan mengembangkan `data center`," katanya.
ANTARA, lanjut dia, akan menjadi show case (model) pengembangan pusat data bagi industri-industri lain, baik untuk data recovery, disaster management, serta jaringan informasi dan teknologi.
"Kerja sama ini mulai dirintis sejak tahun 2008. Saat ini sudah dalam proses pembangunan di lantai 20 Wisma ANTARA," katanya.
Nilai investasi pembangunan pusat data di ANTARA tersebut mencapai Rp6,5 miliar
"Kami juga sedang menjajaki pengembangan pusat data di kawasan industri Jababeka, Cikarang dan di Bandung dengan nilai investasi lebih dari Rp150 miliar," katanya.
Pembangunan pusat data di dua kawasan tersebut diperkirakan bisa direalisasikan dalam 2-3 tahun mendatang, kata Muklis. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009